Urupedia – Pergantian tahun ke 2023 M tinggal menghitungnya jam. Pengurus Wilayah (PW) Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Jawa Timur, Agus Zahro Wardi menuturkan agar masyarakat bermuhasabah dan menghindari hal negatif dalam menyongsong tahun baru.
Agus Zahro Wardi atau biasa disapa Gus zahro ini memaparkan, merayakan tahun baru sudah menjadi kebiasaan di Indonesia bahkan seluruh dunia. Perayaan ini diusung atas dasar rasa syukur dan senang oleh berbagai suku dan agama.
Beliau menjelaskan dari perspektif agama Islam, bahwasanya hal tersebut tidak menjadi masalah selagi tidak dirayakan dengan euforia yang berlebihan dan perbuatan tercela.
“Menjadi tidak boleh apabila dibarengi dengan hal-hal yang negatif, diharamkan yang menyertainya atau pelaksanaannya ini yang menjadi masalah. Semangat muhasabah dan semangat untuk introspeksi diri di tahun kemarin ini masih banyak kekurangan-kekurangan,” ungkap Gus Zahro, saat dikonfirmasi, Sabtu (31/12/2022).
Ketua badan wakaf Kabupaten Trenggalek ini menjelaskan hal-hal yang patut diperhatikan dalam memperingati malam tahun baru 2023. Pertama, harus menjauhi hal-hal yang haram atau yang negatif.
“Menghindari minuman-minuman keras, pelampiasan nafsu pada lawan jenis yang tidak halal hingga digunakan sebagai momen untuk berpacaran, bercumbu atau bahkan kasak-kusuk banyak menjadikan momen tahun baru untuk melakukan hubungan pasutri yang tidak halal,” jelasnya.
Kedua, menjauhi vandalisme atau mencorat-coret tembok tempat fasilitas umum. Ketiga, menghindari perayaan tahun hari ini mengganggu ketertiban umum. Karena hak asasi manusia (HAM) mengharuskan untuk menjaga dan menghormati orang lain.
“Sudah diatur dalam kebebasan berkumpul termasuk arak-arakan hingga konvoi ini harus dihindari. Karena ini biasanya memicu keributan kemudian juga mengganggu pengguna jalan bagi masyarakat umum,” papar Gus Zahro.
Dosen Pascasarjana Ma’had Aly Lirboyo ini menambahkan, sesungguhnya kegiatan perayaan bisa diganti dengan hal yang lebih baik. Misalnya ramai-ramai gotong royong membersihkan lingkungan, membersihkan sungai, hingga sedekah membantu korban bencana.
“Bisa juga dirayakan dengan berbuat yang bernilai sosial dan ibadah. Paling tidak pelaksanaannya tidak haram, paling tidak hanya ngopi-ngopi bareng. Saya kira itu tentang menyikapi malam tahun baru,” Imbuhnya.
Adapun perihal semangat di 2023, beliau menukil dhawuhnya Nabi Muhammad SAW.
Barangsiapa yang hari ini lebih baik dibanding hari kemarin, maka dialah orang yang beruntung. Sedangkan barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin maka orang ini merugi, karena tidak ada pertambahan.
“Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari kemarin, maka ini mal’unun terlaknat. Berarti dia tidak berbenah dan tidak muhasabah,” tandasnya.