Urupedia – Komunitas literasi Tepi Baca dan Tulung Baca selalu konsisten membuka perpustakaan jalanan di setiap hari Minggu sore di Taman Alun-alun Tulungagung.
Berbagai jenis buku bacaan digelar di atas tikar dan gratis dibaca oleh semua orang. Tak hanya itu saja, komunitas ini juga menyediakan berbagai alat untuk menggambar, mewarnai dan permainan bagi anak-anak.
Arinal, partisipan komunitas Tepi Baca mengatakan, hal ini dilakukan untuk mengenalkan literasi kepada para pengunjung dan anak-anak.
“Kita gak hanya menyediakan buku untuk dibaca, tapi jika ada anak yang ingin untuk di dongengkan ya kita dongengkan,” ujarnya.
Perpustakaan jalanan ini sudah lama ia lakoni bersama teman-temannya sejak awal tahun 2021, bahkan hal ini banyak mendapatkan respon positif dari pada orang tua.
“Malah ada orang tua yang mengatakan kepada kami bahwa hal ini sangat bagus untuk menumbuhkan literasi kepada masyarakat Tulungagung,” jelas pemuda yang akrab disapa Jaek tersebut.
Menurutnya, awal-awal membuat perpustakaan jalanan ini hanya iseng saja dan meneruskan budaya literasi dengan membuka perpustakaan di tempat-tempat ramai.
Adapun, buku-buku yang ada di lapak perpustakaan jalanan ini ia dapatkan dari donasi. Ia berharap, apabila ada yang mempunyai buku yang sudah tidak terpakai dan masih layak, bisa di donasikan.
Perpustakaan jalanan ini juga sempat vakum beberapa bulan karena ada musibah yang menimpanya. Tapi setelah itu, ia bersama teman-temannya kembali melapak sekitar 3 bulan lalu.
