Berita

Presiden Yakini Pendirian Pabrik Amonium Nitrat Dorong Kemandirian Pangan

×

Presiden Yakini Pendirian Pabrik Amonium Nitrat Dorong Kemandirian Pangan

Sebarkan artikel ini
Presiden Yakini Pendirian Pabrik Amonium Nitrat Dorong Kemandirian Pangan
Foto Presiden RI-SC-YouTube-Sekretariat Presiden

Urupedia Presiden RI Joko Widodo meresmikan pabrik amonium nitrat PT Kaltim Amonium Nitrat di Kota Bontang, Kalimantan Timur, Kamis (29/02/2024). Beliau meyakini bahwa pendirian pabrik ini akan mendorong kemandirian pangan di Indonesia serta menjadi langkah strategis dalam mengatasi krisis pangan global.

“Dulu kalau kita impor yang namanya beras, yang namanya gandum, begitu sangat mudahnya kita cari. Sekarang ini semua negara, 22 negara yang biasanya gampang kita beli berasnya, sekarang ngerem semuanya, bahkan ada yang setop untuk bisa dibeli berasnya. Artinya, pangan ke depan menjadi sangat penting sekali bagi semua negara dan produktivitas pangan kita memerlukan yang namanya pupuk,” ujar Presiden, Jum’at (01/03/2024).

Presiden menegaskan bahwa Indonesia masih bergantung pada impor beberapa komponen pupuk, termasuk amonium nitrat sebagai bahan baku utama. Oleh karena itu, Presiden berharap keberadaan pabrik PT Kaltim Amonium Nitrat dapat mengurangi ketergantungan impor amonium nitrat dari sebelumnya 21 persen menjadi sekitar 8 persen.

“Saya sangat mengapresiasi, sangat menghargai upaya keras pembangunan industri amonium nitrat ini. Ini penting karena 21 persen amonium nitrat kita masih impor. Dengan dibangunnya Pabrik Kaltim Amonium Nitrat ini, akan mengurangi dari 21 persen impor dikurangi 8 persen, artinya masih juga 13 persen kita masih impor,” ujarnya.

Selain itu, Kepala Negara juga menekankan pentingnya usaha berkelanjutan dalam mencapai kemandirian produksi barang dan produk lainnya, bukan hanya terbatas pada amonium nitrat. Dengan demikian, diharapkan Indonesia dapat sepenuhnya mengontrol kebutuhan domestiknya dan mengurangi ketergantungan pada impor.

“Tidak hanya urusan amonium nitrat, tetapi juga barang-barang dan produk-produk kita yang masih impor. Harus semuanya bisa diproduksi di dalam negeri karena kita memiliki kekuatan untuk itu,” tandasnya.