Urupedia – Peristiwa ini bermula ketika ada pesan WhatsApp yang bertanya kepada saya mengenai cara untuk perawatan luka di rumah oleh keluarga pasien. Tidak hanya ada 1 orang saja, tetapi ada beberapa orang yang masih awam tentang perawatan luka yang bertanya kepada saya.
Di situpun saya menjelaskan bagaimana cara merawat luka yang bisa di lakukan keluarga pasien di rumah sesuai dengan kasus yang di alami orang yang berkonsultasi. Dari beberapa orang yang bertanya dan berdiskusi dengan saya, terkait cara merawat luka di rumah maka saya berasumsi kemungkinan masyarakat merawat luka dengan berdasarkan katanya dan berdasar apa yang di alaminya secara langsung.
Hal ini terbukti dari hasil saya berdiskusi dengan beberapa orang yang bertanya dan berdasarakan diskusi saat di warung kopi.
Cara perawatannya ada macam-macam, seperti: di beri daun-daunan, di beri minyak angin, di beri minyak tanah dan ada dari mereka yang hanya melihat cara perawatan luka saat ia di rawat pada layanan fasilitas kesehatan.
Apakah kita bisa menyalahakan? Menurut saya tidak bisa, kita menyalahkannya karena menurut mereka, yang sudah ia lakukan sudah benar. Kemudian yang menjadi perhatian semakin bertambahnya umur, semisal pada saat umur 60 tahun proses regenerasi jaringan kulit sudah tidak seperti saat muda.
Diantara pertanya itu seperti berikut,
“mas luka saya tidak sembuh kenapa ya?”
“mas cara merawat luka diabet bagaiaman ya?”
“mas Ibu saya terdapat luka di kaki, tetapi kenapa ya saya rawat lukanya tidak membaik?”
“mas saya habis kecelakaan terdapat luka di lutut, bagaimana cara merawatnya?”
Dari sebagian pertanyaan tersebut, kira-kira apa yang mereka lakukan kalau belum mengetahui cara perawatan luka?
Bisa jadi, kalau mereka masih muda bisa mencari informasi melalui media online, seperti halnya dari google, akan tetapi kalau yang sudah berumur bagaimana? Kemungkinan mendapatkan informasi dari bertanya dan diskusi dengan orang yang terdekat dan mereka kenal.
Pengalaman dari dari salah satu pertanyaan di atas, “Mas, Ibu saya terdpata luka di kaki, tetapi kenapa ya saya rawat lukanya tidak membaik?”
Dari pertanyaan diatas terbayang tidak, luka yang di rawat menjadi seperti apa?
Bagaimana perasaan si anak jika merawat Ibunya tidak kunjung sembuh?
Dengan ada pertanyaan tersebut saya meminta foto awal mula luka dan luka terakhir guna membandingkan lukanya.
Saat saya sudah memberitahukan cara merawat luka yang baik, saya sebagai perawat kadang ada keraguan saat keluarga pasien merawat luka, kalau lukanya masih bagus tidak apa-apa. Akan tetapi jika jaringan yang sudah mati, maka luka tersebut sulit untuk membaik.
Coba anda bayangkan! jika anda di posisi keluarga pasien yang ingin merawat lukanya sendiri yang dalam proses perawatan perkembangan lukanya tidak baik, apa yang anda rasakan?
Yang saya pikirkan sebagai perawat, “kenapa anak ini merawat sendiri?”
Banyak kemungkinan bisa terjadi, yang mungkin perlu di tanyakan langsung kepada yang bersangkutan.
Saya sebagai perawat pun hanya membantu dan memudahkan segala keputusan yang di ambil oleh keluarga pasien dan pasien, sambil membantu pasien mengevaluasi luka yang di rawat keluarga pasien melalui aplikasi Whatsapp.
Saya sekarang menyadari bahwa perlu seorang yang bisa menjadi tempat sharing terkait kesehatan, bisa jadi sebuah komunitas nanti menjadi sebuah solusi mencari atau mendapatkan informasi kesehatan.
Kita lihat perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, masyarakat bisa mencari informasi melalui handphone. Yang menjadi masalah saat belajar tanpa ada ruang konsultasi, dalam hati akan tetap ada pertanyaan “Apakah sudah benar atau belum?”.
Berikut cara merawat luka yang bisa di lakukan keluarga pasien:
- Luka yang bisa di rawat di rumah adalah luka ringan,
- Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir sebelum merawat luka,
- Basuh luka dengan air steril seperti dengan air mineral,
- Cuci luka dengan sabun khusus luka (bisa di beli melalui toko online),
- Hentikan pendarahan jika ada dengan menggunakan Kassa (Ingat jangan menggunakan tissu atau kapas),
- Jika sudah, berikan salep khusus luka atau jika ada salep dari resep dokter silahkan,
- Tutup luka dengan menggunakan kassa,
- dan jangan lupa plester luka atau perban luka (lihat lokasi luka jika pada lekukan tubuh lebih baik perban).
Penulis: Yunus Harmoko (Seorang perawat asal Kabupaten Trenggalek dan jika ingin berkonsultasi bisa menghubungi nomor WhatsApp (0812 999 0112)
Editor: Munawir Muslih