Nasional

3 Modus Penipuan WhatsApp-Gmail yang Marak Terjadi

×

3 Modus Penipuan WhatsApp-Gmail yang Marak Terjadi

Sebarkan artikel ini
3 Modus Penipuan WhatsApp-Gmail yang Marak Terjadi
Ilustrasi modus penipuan-Erik_lucatero-pixabay

Urupedia – Saat ini, kejahatan siber yang terjadi di dunia maya semakin mengkhawatirkan, dengan penipuan menjadi salah satu jenis kejahatan yang paling umum terjadi.

Bahkan platform yang sangat populer seperti WhatsApp, Google, dan Gmail pun tidak kebal terhadap ancaman kejahatan siber ini.

Sementara itu, dari Kaspersky, perusahaan keamanan siber, telah merangkum berbagai metode rekayasa sosial yang sering digunakan oleh para pelaku kejahatan siber.

Contohnya, mereka sering mengirimkan email atau pesan yang mengaku berasal dari dukungan teknis palsu, melakukan serangan melalui email bisnis palsu, atau membuat permintaan data dengan menyamar sebagai lembaga penegak hukum.

Oleh karena itu, penting bagi pengguna internet untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan keamanan online mereka agar terhindar dari berbagai ancaman kejahatan siber yang semakin canggih dan merugikan.

Nah, berikut ini tiga modus yang sering kali digunakan oleh pelaku penipuan online yang perlu diperhatikan.

Chat dari Layanan Pelanggan atau Tech Support

Dalam hal ini, pelaku akan menghubungi karyawan perusahaan dan mengaku sebagai dukungan teknis (technical support). Biasanya, panggilan ini dilakukan pada akhir pekan. Mereka akan memberi tahu korban tentang aktivitas mencurigakan pada komputer kerja dan menawarkan untuk memperbaikinya secara remote. Namun, sebenarnya mereka hanya mencari informasi kredensial login karyawan.

Chat dari Bos atau Mitra Bisnis

Selain itu, pelaku juga bisa menyamar sebagai CEO atau mitra bisnis penting. Mereka dapat menggunakan berbagai modus, seperti mengirimkan lampiran berbahaya dengan kedok pesan darurat. Rekayasa sosial memainkan peran penting dalam membuat korban mau melakukan apa yang diminta.

Email Kantor Palsu

Selain itu, pelaku juga suka menyamar sebagai karyawan atau anggota internal perusahaan. Mereka biasanya menggunakan email asli dan membuat domain yang mirip untuk memperoleh kepercayaan korban. Kejahatan ini dapat dimulai dengan membeli basis data email yang dicuri atau bocor di dark web. Mereka menggunakan berbagai metode, termasuk phishing dan malware, serta sering terkait dengan upaya pencurian informasi keuangan korban.

Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada terhadap kontak atau permintaan yang mencurigakan di lingkungan online dan tidak memberikan informasi pribadi atau kredensial login kepada siapa pun tanpa verifikasi yang jelas. Keamanan siber dan kesadaran akan ancaman ini sangat penting untuk melindungi diri dari penipuan online.

Index