Urupedia – Presiden Joko Widodo menyoroti pentingnya kerja sama antara ASEAN dan Australia dalam memperingati 50 tahun hubungan kemitraan. Pada sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Khusus ASEAN-Australia di Melbourne, Australia, Presiden Jokowi menekankan tanggung jawab bersama ASEAN dan Australia dalam menjaga stabilitas, perdamaian, dan kemakmuran kawasan.
“Sebagai mitra wicara tertua, mitra komprehensif strategis dan mitra penghubung dengan Kawasan Pasifik, ASEAN dan Australia sama-sama berbagi kawasan di mana stabilitas, perdamaian dan kemakmurannya menjadi tujuan dan tanggung jawab kita bersama,” ujar Presiden, dikutip dari Sekretariat Presiden, Kamis (07/03/2024).
Presiden Jokowi menyatakan bahwa ASEAN diproyeksikan menjadi kekuatan ekonomi global peringkat keempat pada 2040. Dengan populasi lebih dari 650 juta, sebagian besar adalah tenaga kerja muda dengan literasi teknologi tinggi, presiden menyoroti pentingnya dukungan Australia dalam memanfaatkan potensi ini.
Untuk mewujudkan hal tersebut, presiden mendorong penguatan kerja sama ekonomi, termasuk melalui Strategi Ekonomi Asia Tenggara Australia 2040 untuk mendorong investasi Australia di Asia Tenggara. Presiden juga berharap Australia dapat memperluas peluang investasi dari ASEAN ke Australia.
“Kita juga perlu optimalkan beberapa kerja sama seperti RCEP ASEAN-Australia-New Zealand FTA dan AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific). Saya apresiasi kehadiran PM Albanese pada AOIP tahun lalu di Jakarta dan saya harap komitmen Australia di AIPF senilai USD28,1 miliar dapat segera direalisasikan,” ungkap Presiden.
Selain itu, presiden juga menyoroti pentingnya investasi dan dukungan Australia dalam menghadapi perubahan iklim serta kerja sama dalam ekonomi digital. Dukungan Australia, menurutnya, sangat penting dalam bentuk investasi, kemudahan akses pembiayaan inovatif, dan transfer teknologi.
“Saya juga mendorong pelaku bisnis Australia untuk dukung pembangunan EV ecosystem ASEAN seperti perusahaan nikel Australia Nickel Industries yang telah berinvestasi di Morowali, Sulawesi. Indonesia menentang kampanye hitam dan diskriminatif yang menggunakan dalih lingkungan hidup yang tidak berdasarkan bukti-bukti saintifik,” ucap presiden.
Dalam penutup pidatonya, Jokowi mengingatkan bahwa ASEAN dan Australia memiliki masa depan yang sama dan harus menjadi pendorong untuk menciptakan kawasan Indo-Pasifik yang stabil, damai, dan sejahtera.
“ASEAN and Australia are great partners for now and the future,” tandasnya.