BeritaPendidikan

Gali Potensi Para Kader NU, LDNU Trenggalek Sukses Gelar Lomba Khitabah

×

Gali Potensi Para Kader NU, LDNU Trenggalek Sukses Gelar Lomba Khitabah

Sebarkan artikel ini

Trenggalek, Urupedia – Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Kabupaten Trenggalek sukses menggelar lomba khitabah bahasa Indonesia yang berulang di gedung NU Trenggalek, Senin (08/10/2022).

Lomba ini merupakan salah satu rangkaian dalam kegiatan peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2022 Trenggalek. Adapun pesertanya berasal dari santri, SMP/MTS, SMA/MAN dan umum se-Kabupaten Trenggalek.

Imam Hanafi, sekretaris LDNU Trenggalek mengatakan bahwa tema yang di ambil berasal dari gabungan tema HSN 2022 dan tema satu abad NU dengan jumlah peserta 70 orang.

Kegiatan ini sendiri bertujuan untuk menjaring para kader-kader Nahdlatul Ulama, para pelajar, santri dan umum. Tak hanya itu saja, tujuannya juga untuk menggali potensi para kader NU yang mempunyai kemampuan dalam berdakwah.

“Nanti kedepanya bisa menjadi salah satu wahana untuk pengkaderan karena stok ulama kita terus berkurang. Selain dakwah bil hal juga perlu dakwah billisan dan bil qalam,” jelasnya.

Imam Hanafi juga menuturkan bahwa kegiatan ini bisa menjadi ajang untuk mencoba mental para peserta agar tidak kaget jika terjun ke masyarakat.

“Kader-kader Nahdlatul Ulama kedepan itu siap menjadi juru dakwah yang damai dan santun akan terus ada. Sehingga jika nantinya diluncurkan kapanpun dan dimana pun kita siap dan tidak kekurangan,” ungkap Imam Hanafi tersebut.

Menurutnya, hari ini banyak pendakwah yang belajarnya hanya lewat media sosial yang tidak jelas. Kemudian tanpa di gurukan kepada para ulama, kiai dan para habib sudah berani menyalahkan.

‘Kita tidak pernah berhenti ber-ikhtiar untuk mengembangkan Islam rahmatan lil alamin yang damai dan teduh serta menjaga tradisi lokal,” paparnya.

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Trenggalek, Kiai Yusuful Hamdani saat sambutan sekaligus yang membuka acara ini menuturkan bahwa, dakwah yang dilakukan oleh Nahldatul Ulama berbeda dengan yang lain.

“Jika di Nahdlatul Ulama, masuk dulu kemudian diperbaiki. Jadi menerapkan Ud’u ilā sabīli rabbika bil-ḥikmati wal-mau’iẓatil-ḥasanati wa jādil-hum billatī hiya aḥsan,” jelasnya.

Editor: Munawir

Advertisements

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *