BeritaNasional

Sri Mulyani: Jokowi Hitung RAPBN 2023, Ada Apa?

×

Sri Mulyani: Jokowi Hitung RAPBN 2023, Ada Apa?

Sebarkan artikel ini

UrupediaMenteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan keterangan dihadapan awak media, yang mana pada kesempatan itu Sri Mulyani memberikan informasi hasil Rapat Kabinet dengan bapak Joko Widodo dan menteri lain di Istana Keperesidenan yang disiarkan langsung dari Istana Keperesidenan pada pukul 15.00 WIB di akun youtube Sekertariatan Presiden, Senin (8/08/2022).

Pada kesempatan itu, Sri Mulyani juga didampingi Gubernur Bank Indonesia menyampaikan hasil poin-poin Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 sebelum diserahkan ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk disetujui bersama.

“Untuk menetapkan Rancangan Anggaran Pendapatan belanja tahun 2023 yang nanti akan diserahkan oleh Bapak Presiden di Dewan Perwakilan Rakyat pada tanggal 16 Agustus, cirinya adalah dari bapak presiden sebelum kita memfinalkan di dalam sidang kabinet. Hal ini tentu dibahas mengenai desain dari RAPBN 2023 dalam situasi di mana perekonomian global mengalami guncangan dan gejolak serta ketidakpastian yang sangat tinggi,” ungkap Sri Mulyani.

“Oleh karena itu APBN 2023 harus didesain untuk tetap menjaga fleksibilitas dalam mengelola gejolak yang terjadi, ini kita sering menyebutnya sebagai shock absorber. Namun di sisi lain, bapak presiden juga meminta agar APBN tetap dijaga supaya tetap kredibel dan sehat, sehingga ini adalah kombinasi yang harus dijaga,” lanjut Menteri Keuangan tersebut.

Sri Mulyani menerangkan bahwa saat ini ekonomi dan negara-negara dunia sedang dilanda gejolak penurunan drastis dikarenakan imbas adanya inflasi perang di negara Eropa. Tentunya ini membuat Indonesia akan terkena dampaknya, meskipun secara geografis letak negara Indonesia jauh dari wilayah negara-negara di Eropa.

“Dalam sidang kabinet tadi disampaikan bahwa dunia Tahun 2022 diproyeksikan akan mengalami perlemahan pertumbuhan ekonomi, sementara inflasinya meningkat tinggi seperti diketahui HF menurunkan proyeksi ekonomi dari 3,6 ke 3,2 untuk tahun ini dan tahun depan akan lebih lemah lagi dari 3,6 ke 2, 9%. Dari sisi pertumbuhan ekonomi global ini artinya bahwa lingkungan global kita akan menjadi melemah sementara tekanan inflasi justru meningkat menurut AFF tahun ini inflasi akan naik ke 6,6% dari sisi global,” jelasnya.

Setelah Sri Mulyani menyampaikan poin-poin yang dialokasikan APBN 2023, Sri Mulyani juga optimis menyampaikan sepak terjang ekonomi Indonesia dari masa lalu yang sudah berhasil melewati masa-masa sulitnya, dan nantinya APBN di tahun 2023 akan difokuskan di bidang SDM, infrastruktur, dan penyelenggaraan pemilu.

“Indonesia sudah mencapai pra-konflik level, baik dihitung dari tahun 2021 maupun 2022, dari sisi defisit APBN-nya masih relatif moderat untuk tahun 2023. Nanti akan disampaikan oleh bapak presiden angka finalnya, dan oleh karena itu, kami tidak menyampaikan di sini namun presiden tadi menyampaikan bahwa pertumbuhan defisit APBN harus di bawah 3% dan dijaga dari sistem mobilitasnya,” pungkasnya.

Editor: Munawir