BeritaOlahraga

Gubernur Bali Tolak Israel Bermain di Stadion Kapten I Wayan Dipta Bali

×

Gubernur Bali Tolak Israel Bermain di Stadion Kapten I Wayan Dipta Bali

Sebarkan artikel ini
Surat Penolakan Gubernur Bali Terhadap Timnas Israel yang akan berlaga di Piala Dunia U-20 – Doc. Twiter. Extratime

UrupediaGubernur Provinsi Bali, I Wayan Koster mengirim surat kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Zainudin Amali yang berisi penolakan terhadap Timnas Israel berlaga di Stadion Kapten I Wayan Dipta (Bali) pada ajang piala dunia U-20.

Selain ditujukan kepada Menpora, surat dengan Kop Garuda nomor T.00.426/114760//SEKRET, yang ditandatangi oleh I Wayan Koster pada 14 Maret 2023 tersebut juga ditujukan kepada ketua umum PSSI Eric Thohir.

“Kami mohon agar Bapak menteri mengambil kebijakan untuk melarang tim dari Negara Israel ikut bertanding di Provinsi Bali,” isi dari surat tersebut.

Alasan I Wayan Koster menolakan timnas Israel bermain di Bali ini adalah untuk menghormati hubungan diplomatik antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Negara lain di dunia, khusunya yang berkaitan dengan Israel.

“Kami menyampaikan sudut pandang bahwa kebijakan politik Israel terhadap Palestina yang tidak sesuai dengan kebijakan Politik Pemerintah Republik Indonesia, yang sampai saat ini masih menjadi masalah serius politik regional, serta tidak adanya hubungan diplomatik antara pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Israel,” alasan penolakan dalam surat tersebut.

Keikut sertaan Israel dalam Piala Dunia U-20 memang menuai banyak polemik pro dan kontra baik dari Ormas Islam maupun netizen Indonesia. Perbincangan tentang surat penolakan ini tengah ramai di media sosial khusunya Twitter.

“Saya setuju dengan gubernur Bali, ini bukan soal agama, ini soal kemanusiaan dan UUD 1945. Kalo yang kaitkan seolah-olah Indonesia anti Yahudi itu salah, Indonesia itu anti penjajahan, dan Israel telah nyata-nyata melakukan penjajahan sejak 1947,” tweet netizen yang pro dengan penolakan ini.

“padahal dengan adanya olahraga seperti ini bisa menjadi ajang pemersatu negara-negara tanpa melibatkan unsur politik, konflik dll. jadi pure olahraga gitu. ini juga acara ga selamanya ada. paling berapa kali dalam setahun. Tapi semua balik lagi sih nanti keputusannya seperti apa. Sans ajalah wkwkwk,” ungkap yang kontra dengan adanya penolakan ini.