Urupedia – Beberapa penelitian telah mengungkapkan risiko terkait rokok elektrik atau vape. Bahkan beberapa negara seperti Inggris, Jerman, Prancis, dan Selandia Baru sudah mulai melarang penggunaannya.
Ilmuwan telah mengumumkan bahwa dampak dari vaping termasuk kerusakan pada sistem kekebalan tubuh atau imunitas. Mereka menemukan bahwa vaping dapat mengurangi aktivitas neutrofil, tanpa memperhatikan nikotin, yang mungkin memiliki dampak kesehatan jangka panjang.
Selama beberapa tahun terakhir, vape telah menjadi alternatif bagi perokok. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa menghirup uap dari rokok elektrik dapat mengganggu fungsi normal sel-sel kekebalan tubuh.
“Rokok elektrik terbukti memiliki dampak yang lebih rendah untuk membantu perokok berhenti merokok. Namun data kami menambah bukti terkini bahwa rokok elektrik tidak berbahaya dan menyoroti perlunya menambah penelitian jangka panjang pada pengguna vape,” kata Dr Scott. Profesor ilmu pernapasan di Birmingham University, dilansir dari pmjnews.com (17/09/2023).
Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di University of Birmingham, Inggris, fokus pada analisis efek paparan langsung uap yang mengandung nikotin dan uap bebas nikotin pada sel-sel kekebalan tubuh, yang dikenal sebagai neutrofil.
“Dalam tubuh yang sehat, neutrofil biasanya melindungi paru-paru dengan melakukan perjalanan dari darah ke area yang berpotensi mengalami kerusakan sebelum melakukan sejumlah tugas pencegahan,” jelas peneliti.
Ilmuwan menemukan, meskipun sel-sel tersebut masih bertahan hidup setelah terpapar uap vape dalam waktu singkat dan dengan tingkat paparan rendah. Mereka tidak dapat bergerak secara efisien dan kehilangan kemampuan untuk menjalankan peran perlindungan seperti biasanya.
Perlu dicatat bahwa uap dari e-liquid tanpa nikotin juga menunjukkan kelemahan yang sama dengan uap dari e-liquid yang mengandung nikotin.
“Oleh karena itu, dampak uap rokok elektrik terhadap mobilitas mereka menjadi sangat memprihatinkan, dan jika hal ini terjadi pada tubuh. Maka mereka yang rutin menggunakan rokok elektrik berisiko lebih besar terkena penyakit pernapasan,” kata David Thickett, profesor Kedokteran Pernapasan University of Birmingham.