Urupedia – Empat inovasi unggulan Diperta yaitu (1) traktor, (2) klinik agribisnis, (3) keragaan mandiri penyuluh pertanian dan (4) penguatan peran asosiasi komoditas. Inovasi diciptakan untuk menjawab permasalahan dilapang dan menghadapi tantangan yang akan datang.
Kepala Dinas Pertanian, Much Rony menyatakan program unggulan untuk meningkatkan daya saing produk unggulan pertanian sehingga pertanian menjadi maju, mandiri dan modern.
“Pertanian maju terlihat dari keikutsertaan masyarakat secara efektif dalam pembangunan pertanian. Pertanian mandiri diindikasikan dengan kualitas SDM dalam mengelola sumber daya pertanian sehingga tumbuh kreativitas dan kemampuan bekerjasama dengan pihak lain. Sedangkan pertanian modern diartikan dengan pembangunan pertanian berbasis inovasi yang sejalan dengan revolusi industri 4.0,“ kata Rony.
Pertama, adalah traktor. Pada dasarnya traktor singkatan dari tracking dan monitor atau melacak dan memantau. Aplikasi yang berisi data dan informasi yang tersaji yang merupakan hasil identifikasi potensi wilayah oleh para penyuluh pertanian di wilayah binaan masing masing. Selain itu memuat rencana kegiatan penyuluh pertanian dalam menyelesaikan permasalahan petani di lapang. Informasi itu tersaji dalam matriks program penyuluhan dan matriks mengikhtiarkan kemudahan.
Melalui aplikasi itu dapat terlihat penyuluh yang berkinerja baik atau buruk. Oleh karena itu, pemberian penghargaan atau panismen sesuai kinerjanya. Bagi penyuluh pertanian aplikasi Traktor menjadi sarana untuk meningkatkan prestasi dalam memberikan pembinaan terhadap petani dan lembaga petani yang lebih terencana dan dapat dievaluasi.Sistem tracking dan monitoring (traktor) karena tuntutan akuntabilitas kinerja instansi yang tinggi.
Tujuan peluncuran aplikasi Traktor untuk meningkatkan akuntabilitas kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Selain itu Traktor sebagai media konsolidasi lintas OPD dan lembaga lain sekaligus basis data dan informasi digital. Sehingga dapat dipastikan semakin hari dimana banyak sawah atau lahan pertanian tidak lagi kita dapati tanaman, melainkan semakin banyak bangunan beton berdiri diatas lahan produktif, tak pelik hal tersebut adalah sebuah permasalah yg tidak dapat kita hindari tapi kita akan berupaya mencari formulasi dimana dengan semakin berkurangnya lahan produktif tapi petani kita tetap menghasilkan peroduktifitas hasil tani semakin meningkat.
Kedua, klinik agribisnis. Sejatinya klinik agribisnis adalah layanan konsultasi untuk mendapat solusi. Klinik agribisnis merupakan lembaga yang berperan sebagai pemasok inovasi teknologi pertanian, menyederhanakan dan mendekatkan sumber-sumber teknologi pertanian kepada pihak yang membutuhkan. Klinik agribisnis dibentuk untuk memberikan pelayanan informasi serta mempercepat transfer teknologi kepada petani secara efektif dan efisien. Klinik agribisnis tidak berdiri sendiri tetapi terkait berbagai pihak dalam rangka mendukung percepatan inovasi teknologi.
Jenis layanan di klinik agribisnis yaitu konsultasi, rekomendasi, fasilitasi, mediasi / aduan, penyuluhan dan penyebaran informasi dan penanganan awal. Penyuluh memberikan pelayanan mulai hulu sampai hilir yang mencakup tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, peternakan, hama dan penyakit tanaman, perikanan, pengolahan hasil dan pemasaran hasil pertanian. Dinas Pertanian menggandeng OPD lain seperti Dinas Peternakan, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, POPT, Balai Balai Penelitian yang telah menandatangi perjanjian kerjasama (Balittas, Balitkabi,Balitjestro, BPTP Jawa Timur), serta lembaga pendidikan tinggi di Kabupaten Jombang (UNIPDU, UNWAHA, STIE Dewantara, UNDAR).
Pelayanan klinik agribisnis ini secara serempak di 21 BPP se-Kabupaten Jombang. Dengan jadwal harian pada hari dan jam kerja, klinik dua mingguan secara bergilir setiap Desa di seluruh wilayah kabupaten. Selain itu ada kegiatan klinik bulanan, dan zoom meeting dengan pihak terkait untuk meningkatkan kapasitas penyuluh sebagai konsultan.
Selain dari inovasi klinik agribisnis Dinas pertanian Jombang dalam program kerja 2023 juga memfokuskan pada program Pendidikan serta Pelatihan yang fokus pada praktik pertanian berkelanjutan dan penggunaan teknologi modern dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan kepada petani. Hal ini membantu mereka mengadopsi metode-metode baru dalam pengelolaan pertanian serta memberikan bimbingan dan pendampingan untuk para petani di Jombang guna meningkatkan produktivitas hasil panen, dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Jadi, Pendidikan dan Pelatihan dalam konteks pertanian berarti memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada petani agar dapat menggunakan metode-metode modern dan berkelanjutan dalam kegiatan pertanian mereka. Misalnya, pelatihan dapat mencakup cara menggunakan teknologi pertanian terbaru, praktik pengelolaan lahan yang ramah lingkungan, atau strategi pemupukan yang efisien, serta memberikan bimbingan dan pendampingan mengingat kemungkinan kemungkinan kendala di dalam proses bercocok tanam. Dengan demikian, petani dapat meningkatkan produktivitas, kualitas hasil panen, dan keberlanjutan usaha pertanian mereka.
Seperti contoh pada hari Kamis, 11/5/2023 menjadi hari yang bersejarah bagi sepuluh Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) yang baru dikukuhkan oleh ketua FK P4S Kabupaten Jombang. Kesemuanya berkomitmen menyisihkan tenaga dan waktunya turut serta membangun pertanian di Kabupaten Jombang.
Untuk kelanjutan tulisan bisa diakses melalui link ini (KLIK DISINI).