OpiniSastra

Cerita tentang Baret, seorang penulis yang mungkin dianggap paradoks tendensius:

×

Cerita tentang Baret, seorang penulis yang mungkin dianggap paradoks tendensius:

Sebarkan artikel ini

URUPEDIA – Selamat datang di URUPEDIA.ID, Alhamdulillah dalam kesempatan ini saya sebagai seorang penulis amatiran akan menyajikan sebuah artikel “cerita atau pengalaman penulis yang mungkin di anggap tendensius” yang mengunakan sudut pandang orang ke 3:

Seorang anak dari desa carangrejo Kesamben Kabupaten Jombang yang setidaknya telah menemukan passion-nya dalam dunia tulis-menulis. Namun, keunikan dia sebagai penulis terletak pada fakta dan fariabel bahwa ia mungkin sering dianggap paradoks tendensius. Dia memiliki kecenderungan dalam menulis yang mungkin terkadang dianggap tidak objektif, namun tetap semangat untuk terus menulis.

Meski kritik dan mungkin angapan tentang tendensi “dia” untuk tidak objektif, Dia tetap teguh pada keyakinannya bahwa setiap penulis memiliki kecenderungan dan sudut pandang masing-masing. Bagi Dia menulis tidak hanya tentang menyampaikan fakta belaka, tetapi juga memberikan perspektif dan pemahaman yang lebih dalam kepada pembaca dari berbagai faktor dan fariabel, bahkan dia juga sering menyampaikan Fariabel terkontrol untuk melengkapi keberagaman tulisannya.

Dia adalah seorang penulis yang sangat menyadari konsekuensi dari menulis dengan tendensi yang tidak objektif. Tetapi, dia yakin bahwa dengan memahami sudut pandang yang beragam, masyarakat dan akademisi serta pembaca dapat mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang suatu isu.

Walaupun begitu, dia tetap berusaha untuk memperbaiki diri dan meningkatkan keahlian dalam menulis. Dia sadar bahwa penulisan yang baik adalah penulisan yang dapat mengedukasi, mencerahkan, dan memicu pemikiran kritis. Meskipun masih terus belajar, dia tidak akan berhenti menulis karena dia menyadari bahwa tulis-menulis adalah panggilan hidupnya.

Dengan semangat dan tekad yang tinggi, dia terus menulis, menggali pengetahuan baru, dan mengasah kemampuan menulisnya. Dia berharap dapat terus memberikan kontribusi yang bernilai bagi masyarakat dan akademisi melalui tulisannya, dan dengan harapan dapat mengatasi paradoks tendensius yang mungkin sering kali mengikatnya.

Jadi, meskipun dia mungkin dianggap paradoks tendensius, semangatnya untuk menulis dengan cara yang objektif tidak akan pernah pudar. Dia yakin bahwa dengan tulisannya, akan ada impact positif yang dapat diberikan kepada pembaca, masyarakat, dan dunia tulis-menulis secara keseluruhan.

Oh iya penulis (Dia) adalah Baret Mega Lanang.

Baret berpandangan siapa yang menganggap dirinya tendensius, mungkin sejatinya yang menganggap dirinya tendensius adalah orang yang berpihak (tendensius) kepada beberapa permasalah atau isu yang ingin di kaji atau nilai baret.

Tentu tulisan ini dia tulis untuk tendensius terhadap dirinya sendiri dan mengedukasi masyarakat Indonesia, dia menganggap setiap ucapan, tulisan dan argumentasi pasti memuat tendensius, tapi dia selalu bertendensius kepada mencerdaskan kehidupan bangsa, dia selalu ingat perkataan pesan dari orang tuanya ” ingat Apapun pendapatmu, argumenmu, dan tulisanmu harus memuat kata Rakyat di dalamnya” oleh karena itu mungkin dia disukai oleh pembaca yang tidak mempunyai kepentingan apapun terhadap pembahasan apapun, karena dia berkeinginan mencerdaskan segenap bangsa membuat semangat dia dalam berkarya bagai Empu Prapanca yang menulis kitab nagarakretagama.(*) (BML)