Berita

Haul Ke-23 Syekh Muhammad Muhajirin: Menyulam Cinta dan Ilmu di Ma’had Annida Al-Islami

×

Haul Ke-23 Syekh Muhammad Muhajirin: Menyulam Cinta dan Ilmu di Ma’had Annida Al-Islami

Sebarkan artikel ini
(Dokumen Haul XXIII Syekh Muhammad Muhajirin Amsar Addary)

Urupedia.id- Matahari masih terus menyinari ketika para kyai, santri, alumni, hingga Masyarakat dari berbagai penjuru mulai memadati Ma’had Annida Al Islami, Bekasi Timur, Kota Bekasi, pada Ahad (1/6/2025) pagi tadi, Dalam suasana yang syahdu dan penuh kekhusyukan.


Pagi ini merupakan momentum sakral, Haul XXIII Allah Yarham Hadrotussyekh Muhammad Muhajirin Amsar Ad-dary, seorang ulama karismatik dari Bekasi yang menjadi lentera keilmuan dan spiritualitas bagi kebanyakan umat.


Sepanduk besar membentang di atas panggung, bertuliskan “Jangan sekali-kali kau menilai seseorang dari baju yang dikenakannya. Jika kau ingin mengenalnya, maka lihatlah sopan santunnya,” (Abu Atahiyah, w. 211 H).


Haul ke-23 Syekh Muhammad Muhajirin dihiasi dengan rangkaian acara dan dihadiri oleh para alim ulama Nusantara. Acara haul ini dibuka dengan pembacaan tahlil oleh Ust. H. Muhammad Dahlan, Pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ust. H. Umar Abdullah, Pembacaan manaqib Syekh Muhammad Muhajirin oleh Dr. Kh. Muhammad Aiz (Putra Syekh Muhammad Muhajirin), sambutan keluarga oleh H. Muhammad Ihsan Muhajirin (Putra Syekh Muhammad Muhajirin).


KH. Muhammad Muhajirin dikenang sebagai sosok yang mengabdikan hidupnya untuk Pendidikan Islam. Melalui Pondok Pesantren Annida Al-Islami yang ia dirikan, kyai Muhajirin membimbing para santri-santrinya dengan pendekatan yang lembut dan mendalam.


Beliau merupakan tokoh agama yang sangat mencintai para santri-santrinya, sehingga di suatu ketika beliau memberikan sebutan khusus untuk santrinya, yaitu Ahlu al-Wafa.
Hal ini disampaikan oleh salah satu santrinya, KH. Mahfudz Asirun:
“Kalau Kiai (Muhajirin) menyebut, Ahlul Wafa merupakan orang yang cintanya terus-menerus sampai mati bersamanya,” ucap Kyai Mahfudz, dilansir dari laman persmarhalah.com (01/06/2025).


Syekh Muhajirin adalah cerminan bahwa tradisi Islam di Indonesia bukan hanya soal ibadah mahdhah, melainkan tentang kesetiaan dan kecintaan terhadap kontiunitas ilmu pengetahuan dari generasi ke generasi. Tradisi inilah yang sangat beliau pegang teguh hingga menjelang wafatnya.


Bagi Masyarakat umum, khususnya santri-santrinya, peringatan haul ini bukan sekedar memperingati kematian tokoh agama, tetapi merevitalisasi ajaran dan warisan spiritual tokoh yang dimuliakan. Seperti dalam haul ini, semangat untuk menjaga silaturahmi, ilmu, adab, sampai keberkahan sanad keilmuan menjadi fokus utama.