Berita

Media Urup Laksanakan Bedah buku, Gus Zahro : Hadirnya Fikih Bukan Di Tempat Hampa

×

Media Urup Laksanakan Bedah buku, Gus Zahro : Hadirnya Fikih Bukan Di Tempat Hampa

Sebarkan artikel ini
Media Urup Laksanakan Bedah buku, Gus Zahro : Hadirnya Fikih Bukan Di Tempat Hampa

Urupedia.id, Agus Zahro Wardi selaku pembina Media Urup menyampaikan sambutan dalam acara Bedah Buku “Pesantren, Kiai dan Kitab Kuning” yang dilaksanakan secara Virtual pada Kamis Malam (21/10/21) pukul 19.30 WIB.

Dalam sambutanya beliau menyampaikan sangatlah beruntung bagi teman-teman yang bisa ikut dalam acara malam hari ini termasuk ada yang dari luar negeri. Mudah-mudahan ini benar-benar menjadi inspirasi, menjadi penggerak bagi kita semua untuk selalu berkarya dan mendalami ilmu ag
ama.

“Semoga dengan adanya acara bedah buku ini bisa memberi wawasan kepada kita semua mengenai siapa itu kiai, apa itu pesantren, apa itu kitab kuning. Selain itu kita juga harus melihat kebelakang pada zaman Nabi masih hidup ini tentu mudah bagi para sahabat bisa langsung bertanya kepada Rosul kemudian pada masa sahabat tentu juga mudah karena langsung bertemu dengan beliau-beliau yang hidup di masa Rosul”, lanjut Agus Zahro.

Beliau menyampaikan bagaimana pentingnya kitab kuning pada masa sekarang, dimana sudah tidak ada lagi orang berijtihad karena kurangnya kemampuan mereka, bahkan jauh sebelum zaman Imam Gazali sudah tidak ditemukan lagi orang yang memiliki kemampuan berijtihad.

Media Urup Laksanakan Bedah buku, Gus Zahro : Hadirnya Fikih Bukan Di Tempat Hampa

“Kitab-kitab kuning ini tidak kurang dan lebih penjabaran ahkamusyari’ah yang tidak lain bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis agar bisa menjadi jawaban dan tuntunan bagi kita umat islam. Ijtihad ini satu hal yang pasti harus dilakukan karena Fikih itu tidak hadir ditempat yang hampa tetapi hadir di masyarakat yang berbeda-beda dan umat yang berbeda-beda, karena islam adalah Rahmatan Lil’alamin bukan untuk jazirah Arab saja”, ujar beliau.

Kemudian beliau menceritakan sejarah saat Rosulullah mengutus Mu’ad Bin Jabal ke Yaman, Rasulullah bertanya kepada Mu’ad “Bagaimana Mu’ad, kalau nanti saya utus kamu ke Yaman untuk berdakwah disana ketika disampaikan kepadamu satu hukum?”. Kemudian Mu’ad menjawab “tentu saya akan mengambil dari Al-Qur’an”, Rasul bertanya lagi ke Mu’ad, “Kalau engkau tidak temukan di Al-Qur’an? “,  “Maka saya akan mencari di Sunnah Engkau wahai Rosulullah” jawab Mu’ad.

Rasul lanjut bertanya “bagaimana jika tidak kamu temukan juga di Al-Qur’an dan Sunnah?” , “Maka saya akan ber ijtihad dengan kemampuan saya dan saya ambil dari Al-Qur’an dan Hadis”. Kemudian Rasulullah menepuk pundak dan dada Mu’ad Bin Jabal seraya beliau memuji kepada Allah “Alhamdulillahilladzi waffaqa rasula Rasulillahi lima yurdhi Rasulallah,”. Yang artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepada utusan Rasulullah menuju apa yang diridhai oleh Rasulullah,”.

“Ini adalah dasar-dasar ber ijtihad. Oleh sebab itu, Kitab kuning yang merupakan penjabaran dari Al-Qur’an dan Hadis yang tentu masalah selalu bertambah, selalu ada apa lagi teknologi selalu berkembang begitu cepat”, pungkas beliau.

Pewarta : Endah Muthoharoh

Editor : Munawir Muslih