Trenggalek, Urupedia – Pengurus Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Kabupaten Trenggalek masuk dalam visitasi NU Award PWNU Jawa Timur. Yaitu di Masjid Darus Tsanawi Jalan Wisata Pantai Damas RT 08 RW 03 Desa Karanggandu Kecamatan Watulimo.
Mujtahid Ketua LTMNU Trenggalek, mengungkapkan bahwa tidak ada hal yang mengecewakan dari Masjid Darus Tsanawi tersebut. Melihat lokasinya yang dekat dengan pantai, masyarakat hidup dengan rukun, gotong-royong serta menjaga nilai-nilai tradisi NU
“Memang masyarakatnya nelayan dan petani selalu kompak. Terlihatnya kekompakannya bagus, ada remaja masjid, guru diniyah, juga infaqnya baik. Jadi kekompakan masyarakat lingkungan masjid Darus Tsanawi,” paparnya.
Mujtahid juga menuturkan, Disamping masjid yang digunakan khusus untuk ibadah mahdhah. Masjid juga ada ibadah sosial, contohnya semacam infaq rutin. Bisa berupa kaleng atau kotak infak yang sewaktu-waktu satu bulan sekali di masjid kemudian di administrasikan dengan baik dan untuk digunakan dengan baik juga.
“Insyaallah nanti masjid akan menjadi ramai. Kita harapkan seperti itu, selain ibadah mahdhah juga ada ibadah ghairu mahdhah. Ibadah sosial untuk memberikan kepada saudara-saudara kita yang mungkin kurang beruntung, fakir miskin atau digunakan untuk yatim piatu,” ujar Imam Mujtahid, Sabtu (10/12/2022).
Ia juga menjelaskan bahwa proses yang dilalui PC LTMNU Trenggalek cukup panjang sampai bisa masuk dalam visitasi. Sebelumnya memperoleh undangan masuk 5 besar, kemudian barulah membentuk tim yang melibatkan Badan Otonom (Banom) NU lainnya.
Akhirnya, dari sekian masjid di Kabupaten Trenggalek yang masuk dalam kriteria. Masjid Darus Tsanawi dari segi instrumen memenuhi penilaian dan tidak ada yang kosong.
“Terutama status tanah, kedua kebersihan dan tertib administrasi. Serta jangan sampai program-program keagamaan tidak ada penanaman Aswaja An-Nahdliyyah,” katanya.
Ia berharap dengan masuknya 5 besar salah satu masjid di Kabupaten Trenggalek ini bisa memotivasi masjid-masjid yang lain. Termasuk juga soal administrasi.
“Jangan sampai nanti di masjid tidak ada takmir, tidak ada pengurusnya. Harus dilengkapi pendidikan Aswajanya dan ada beberapa yang perlu kita jadikan acuan sebagai masjid nahdliyin,” tandasnya.
Editor: Munawir