Berita

Tolak Kenaikan BBM, PMII Tulungagung Gelar Aksi di DPRD sampai Bersitegang Dengan Aparat

×

Tolak Kenaikan BBM, PMII Tulungagung Gelar Aksi di DPRD sampai Bersitegang Dengan Aparat

Sebarkan artikel ini

Tulungagung, Urupedia – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sambangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tulungagung untuk menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), Rabu (07/09/2022).

Dari hasil pantauan Tim Media Urup dilokasi aksi, para massa aksi menyampaikan aspirasinya tersebut dengan berorasi, menyayikan yel-yel, melalui poster-poster, sampai membakar ban di depan kantor DPRD Tulungagung.

Tak hanya itu, terlihat juga para massa aksi bersitegang dengan pihak kepolisian, sampai terjadi dorong-mendorong antara kedua belah pihak.

Aksi ini merupakan buntut dari kenaikan harga BBM di Indonesia. Yang awalnya harga pertalite dari Rp7.650 menjadi Rp10.000, solar dari Rp 5.150 menjadi Rp6.800 dan pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 pada tanggal 3 September 2022 pukul 14.30 Wib.

Tentunya, dengan kenaikan harga BBM ini semakin menambah beban masyarakat, dimana khususnya masyarakat bawah. Dan masyarakat pun juga semakin menjerit mengahadapi kebijakan ini.

Utri Suciati, atau yang akrab di panggil Suci yang merupakan ketua cabang PMII Tulungagung membeberkan total massa aksi saat konsolidasi sejumlah 300 orang.

Ia juga menegaskan bahwa hasil dari aksi hari ini akan ditindak lanjuti sampai pusat, karena aksi ini diinstruksikan oleh Pengurus Besar (PB) PMII.

“Ini akan diteruskan ke DPRD Jawa Timur dan juga ke DPR RI. Untuk batas waktu yang kita berikan ke ketua DPRD sendiri 30 hari dari sekarang,” ujarnya.

Ia juga menegaskan, apabila dalam waktu tersebut tidak ditindak lanjuti, maka ia akan mengadakan aksi lanjutan.

Suci juga menjelaskan alasan terkait aksi dengan membakar ban di depan gedung DPRD Tulungagung.

“Alasannya yaitu untuk membakar segala ketidak adilan dan kehancuran yang di rasakan oleh rakyat indonesia,” jelas Suci tersebut.

Ia juga menanggapi terkait tudingan-tudingan yang kurang enak didengar terkait aksi turun jalan ini, seperti hanya mencari eksistensi saja, dan lain sebagainya.

“Selama niat kita sudah ditata di awal untuk membela rakyat, cuitan-cuitan tersebut tidak ada artinya lagi bagi kami,” tegasnya.