Feature

Tanggal 28 April 2022: Hari Puisi Nasional dan Wafatnya Legenda Penyair Asal Indonesia

×

Tanggal 28 April 2022: Hari Puisi Nasional dan Wafatnya Legenda Penyair Asal Indonesia

Sebarkan artikel ini
urupedia media urup Tanggal 28 April 2022: Hari Puisi Nasional dan Wafatnya Legenda Penyair Asal Indonesia
Ilustrasi puisi-carola68-pixabay

Urupedia – Tanggal 28 April 2022 jatuh pada, hari kamis. Hari yang mana di peringati “Hari Puisi Nasional”

Hari Puisi Nasional merupakan hari peringatan dari wafatnya salah satu legenda penyair terkemuka asal Indonesia yaitu Chairil Anwar, pada 28 April 1949.

Dilansir dari laman ensiklopedia kemdikbud, sosok Chairil Anwar adalah seorang penyair terkenal yang hidup dan matinya tidak bisa terlepas dari puisi Indonesia modern sehingga Ia menjadi pelopor Angkatan 45 dalam sastra Indonesia.

Dia sendiri lahir pada tanggal 22 Juli 1922 di Medan, Sumatra Utara.

Selama enam setengah tahun sejak tahun 1942-1949, Charil Anwar telah menghasilkan 71 buah sajak asli, 2 buah sajak saduran, 10 sajak terjemahan, enam prosa asli, dan 4 prosa terjemahan.

Ketekunannya dalam mendalami bidang sastra, Chairil Anwar dinobatkan sebagai pelopor Angkatan 45.

Pada angkatan kesusasteraan baru yang disebut Angkatan 45. Ciri-ciri angkatan 45 secara garis besar adalah penghematan bahasa, kebebasan pribadi, individualisme, berpikir lebih kritis, dan dinamis.

Sosok Chairil Anwar adalah pembawa aliran baru yang disebut ekspresionisme. Aliran tersebut merupakan seni yang menghendaki kedekatan pada sumber asal pikiran dan keinsyafan.

Salah satu puisinya yang berjudul “Aku” merupakan puisi Chairil Anwar yang sangat terkenal dan menginspirasi, berikut bunyi sajaknya:

Kalau sampai waktuku
Kumau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.

Penulis: Al Fatih Rijal Pratama

Editor: Munawir Muslih