Urupedia – Acara Outlook Perekonomian Indonesia 2023 “Menjaga Resiliensi Melalui Transformasi Ekonomi” dihadiri oleh beberapa jajaran Tokoh Pemerintaha. Seperti Presiden Jokowi, Menko Perekonomian Airlangga Hartanto, Menteri PUPR Basuki, Menaker Ida Fauziyah, Menkeu Sri Mulyani, Jakarta (21/12/2022).
Dalam acara tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan terkait tantangan ekonomi dan strategi memperkuat ekonomi Indonesia menghadapi ketidakpastian global.
“Ekonomi Indonesia pada tahun 2013-2015 masuk kategori Fragile Five rapuh dan rentan bersama Brazil, Turkey, India, South Africa. Kondisi tersebut dikarenakan neraca pembayaran dan APBN yang rapuh, dan inflasi yang tinggi,” kata Jokowi.
Kondisi ini terjadi saat Amerika Serikat mengumumkan akan mengetatkan kebijakan moneter. Indonesia mengalami “Taper Tantrum” gejolak ekonomi dan confidence menurun tajam di Indonesia.
“Namun, sekarang Perekonomian Indonesia memiliki daya tahan dan ketahanan ekonomi yang jauh lebih kuat dan baik. Saat Amerika Serikat menaikkan suku bunga dan pengetatan moneter secara agresif dan cepat. Ekonomi Indonesia alhamdulillah tetap stabil dan terjaga momentum pemulihan,” papar Jokowi.
Jokowi pada saat acara tersebut juga menyampaikan langkah-langkah agar perekonomian 2023 tetap terjaga.
Berikut rinciannya:
1.Menjaga Jaga stabilitas ekonomi, baik dari sisi makro dengan bekerjasama yang baik dan erat antara kebijakan fiskal, moneter dan sektor keuangan (OJK dan LPS).
2. Meningkatkan kualitas pemanfaatan aset negara dan produktivitas belanja negara,
3. menjaga daya beli masyarakat dengan shock absorber APBN, menjaga inflasi rendah dan terkendali,
4. Terus mendorong investasi dengan kemudahan berusaha, termasuk memberikan insentif fiskal, dan perbaikan iklim investasi,
5. Menjaga dan mendorong ekspor termasuk diversifikasi tujuan ekspor,
6. Mendorong hilirisasi dan energi hijau yang efisien dan murah.
