Bangka Belitung, Urupedia– Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengadakan Kongres Halal Internasional di Bangka Belitung selama Lima hari pada tanggal 14-18 Juni 2022 secara hybrid dan dihadiri 450 orang dari 15 negara sahabat. Kongres ini secara resmi dibuka oleh Ma’ruf Amin, Wakil Presiden Indonesia.
Rangkaian acara Kongres di mulai dengan musyawarah Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas), tour wisata halal di lima kabupaten kota yang ada di kepulauan Bangka Belitung. Kemudian dalam acara ini juga membahas dua isu, yaitu mengenai isu industri halal, pariwisata halal dan hasil akhir dari pembahasan ini akan diperoleh draf resolusi halal sebagai panduan untuk implementasi menerapkan industri dan pariwisata halal.
Dalam sambutannya, Ma’ruf Amin meminta pelaku ekonomi dan keuangan syariah Indonesia untuk memperkuat kerjasama internasional, sehingga Indonesia dapat merealisasikan target menjadi pusat industri halal dunia pada tahun 2024. Menurut beliau sertifikasi produk halal penting untuk meningkatkan daya saing ekspor produk Indonesia ke negara lain.
“Jangan sampai produk dan pariwisata halal dikesankan hanya bagi orang islam saja. Karena kita berkeyakinan segala sesuatu yang halal tidak hanya baik untuk umat islam tapi baik untuk semua umat dan hendaknya sama-sama dipromosikan sehingga membawa semangat untuk semuanya,” ujar wakil presiden Ma’ruf Amin.
Beliau mengakui bahwa selama ini Indonesia berkembang dengan sertifikasi halal, namun belum dengan industrinya. Meskipun demikian, Pemerintah telah berupaya untuk menjadikan Indonesia sebagai produsen produk halal dunia. Salah satunya pengembangan pada sektor perbankan syariah. Beliau menargetkan Indonesia untuk dijadikan pusat industri halal dunia pada tahun 2024.
Setelah mendengarkan, membahas, dan terlibat dalam tukar pikiran serta dialog yang mendalam akhirnya peserta Kongres Halal Internasional 2022 bersepakat dan berkomitmen mengeluarkan deklarasi Resolusi Halal Dunia yang mana bunyinya sebagai berikut:
- Meningkatkan percepatan pengembangan Industri Halal dan Pariwisata Halal sebagai pilar penting pertumbuhan ekonomi nasional dan global pasca pandemi. Salah satunya melalui gerakan bersama menjadikan Indonesia sebagai Produsen Halal Terkemuka Dunia mulai tahun 2024, menempati rangking pertama sektor Halal Food pada Global Islamic Economy Indhex tahun 2023, dan menempati rangking pertama pada Global Muslim Travel Indhex tahun 2023 dan mencapai ranking 10 besar dalam wisata ramah muslim di Global Islamic Economy Report 2023.
- Mewujudkan proses sertifikasi halal yang mudah, murah, professional, berintegritas termasuk menjunjung etika. Kami mendukung sertifikasi halal sesuai standar Syariah Governance, yaitu fatwa MUI, yang mengikuti standar mutu Internasional bagi Lembaga Sertifikasi Halal dan patuh pada standar mutu internasional laboratorium pengujian halal, untuk meningkatkan keberterimaan produk halal dalam perdagangan global.
- Bersepakat untuk melakukan Gerakan Bersama antara Pemerintah dan masyarakat dalam peningkatan pembinaan, penilaian dan pengawasan terhadap kompetensi dan profesionalisme tata kelola sertifikasi halal baik di tingkat nasional dan internasional.
- Meningkatkan kompetensi sumberdaya manusia melalui pengembangan kurikulum berorientasi pasar Industri Halal dan Pariwisata Halal, di semua jenjang Pendidikan terutama perguruan tinggi, sebagai konstribusi nyata bidang Pendidikan mendukung Indonesia sebagai Pusat Halal Dunia.
- Mendorong penguatan kolaborasi dan sinergi antar unsur supply dalam ekosistem halal yang terdiri dari partisipasi masyarakat, industri halal, commercial finance dan social finance agar diperoleh konektivitas dan dependency yang kuat untuk peningkatan nilai tambah dan akselerasi tumbuhnya produk halal yang kompetitif berorientasi pasar nasional dan ekspor.
- Mendorong inovasi dan tumbuhnya sektor ekonomi kreatif yang adaptif terhadap teknologi digital di setiap tahapan halal value chain untuk mempercepat dan menguatkan integrasi unsur eksositem Industri Halal dan Ekonomi Keuangan Syariah.
- Mendorong adanya insentif yang memadai bagi pelaku usaha industri halal termasuk UMKM serta Kawasan Industri Halal untuk merangsang pertumbuhan produk berorientasi ekspor dan pelaku industri pariwisata halal.
- Mendorong percepatan perkembangan Wisata Halal dengan mempertahankan inklusifitas sebagai arus utama tujuan Wisata untuk berbagai wisatawan melalui aksi strategis dan komprehensif oleh pemangku kepentingan (Akademisi, Bisnis, Komunitas, pemerintahan dan Media) menggunakan tolak ukur global dan praktik unggulan dalam industri pariwisata khususnya industri pariwisata halal sehingga tercipta pariwisata halal yang berkelanjutan secara nasional dan global.
- Mendorong fatwa MUI sebagai rujukan standar halal global dalam rangka harmonisasi standar sehingga peningkatan pertumbuhan perdagangan produk halal dan pariwisata halal dapat terus meningkat.
“Mudah-mudahan ini semua mimpi-mimpi kita yang insya allah akan membumi dan berjalan. Insya Allah hasil-hasil ini kita akan bumikan, akan kita laksanakan, karena halal adalah kebutuhan bersama, tidak hanya kebutuhan umat islam,” pungkas Marsudi Syuhud sebagai Dewan Pimpinan MUI ketika sambutan pada penutupan Kongres.
Editor: Munawir Muslih