Urupedia – Presiden Joko Widodo terus memberikan perhatian besar terhadap masalah perubahan iklim, yang telah menjadi ancaman serius bagi bumi. Beliau secara konsisten mengingatkan masyarakat untuk bersama-sama mengatasi dampak perubahan iklim.
Jokowi menegaskan bahwa dampak perubahan iklim kini dirasakan oleh masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Tanda-tanda seperti peningkatan suhu dan kekeringan yang berkelanjutan menjadi bukti konkret dari perubahan iklim.
“Hati-hati, hati-hati, ancaman perubahan iklim sudah nyata dan sudah kita rasakan dan dirasakan semua negara di dunia,” ungkap Jokowi dalam Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) di Indonesia Arena Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (15/10/2023)
“Suhu bumi semakin panas, cuaca juga semakin panas, kekeringan ada di mana-mana bukan hanya di Indonesia saja,” tegasnya.
Selain itu, masalah perubahan iklim, menurut Jokowi, juga telah memicu berbagai krisis, salah satunya dalam sektor pangan. Banyak negara saat ini menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan, baik dari produksi dalam negeri maupun melalui impor.
“Akhirnya ada krisis pangan, beberapa negara kekurangan pangan baik itu gandum, beras,” ungkapnya.
Sementara itu, Jokowi juga mengakui bahwa krisis pangan semakin rumit karena sejumlah negara memilih untuk menahan ekspor, khususnya beras, guna melindungi pasokan dalam negeri mereka masing-masing.
“Yang biasanya negara-negara itu mengekspor berasnya 19 negara sekarang sudah stop ngerem ekspornya, tidak diekspor lagi. Sehingga banyak negara yang harga berasnya naik termasuk di Indonesia sedikit naik,” tandasnya.