Urupedia – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo saat menghadiri APEC Economic Leaders’ Informal Dialogue and Working Lunch di Moscone Convention Center, San Fransisco, Amerika Serikat, pada Kamis, 16 November 2023. Dalam pidatonya, Presiden menyoroti tiga hal utama yang perlu menjadi fokus kerja sama APEC dalam mengatasi isu perubahan iklim.
Pertama, Presiden Jokowi menekankan pentingnya APEC dalam mencapai transisi energi yang adil, dengan kolaborasi yang setara, saling menguntungkan, dan sejalan dengan Dokumen Bangkok tentang BCG Economy dan Prinsip Transisi Energi yang adil.
“Dalam kaitan ini, Indonesia telah meluncurkan kolaborasi pengembangan ekosistem EV antara pemerintah, BUMN, serta swasta, dan ASEAN tahun ini juga telah sepakati komitmen pengembangan ekosistem EV regional,” ucap Presiden.
Kedua, Presiden menekankan perlunya APEC memastikan setiap ekonomi memiliki akses terhadap teknologi hijau yang terjangkau, berkelanjutan, dan modern. Ini dapat diwujudkan melalui transfer teknologi, pembangunan kapasitas, dan akses terhadap mineral kritis.
“APEC harus dorong kerja sama yang menjamin kelancaran rantai pasok, termasuk investasi pengembangan mineral kritis. Dan Indonesia ingin jalin kerja sama investasi pengelolaan cadangan nikel untuk ekosistem baterai EV untuk memastikan energi bersih tersedia bagi semua sesuai prinsip no one left behind,” tutur Presiden.
Ketiga, Kepala Negara menyoroti perlunya APEC untuk mendorong mekanisme pembiayaan inovatif melalui sinergi dan kemitraan, melibatkan partisipasi swasta serta dukungan lembaga keuangan internasional.
“Skema JETP (Just Energy Transition Partnership) dan Energy Transition Mechanism dapat jadi model yang dapat diperluas jangkauannya,” tandasnya.