Berita

Presiden Sampaikan Langkah dalam Mencapai Net Carbon Sink

×

Presiden Sampaikan Langkah dalam Mencapai Net Carbon Sink

Sebarkan artikel ini
Presiden Sampaikan Langkah dalam Mencapai Net Carbon Sink
Gambar Presiden RI-Tangkap Layar-Sekretariat Presiden-YouTube

Urupedia Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa Indonesia sedang mengambil langkah-langkah sistematis dan inovatif untuk mencapai net carbon sink pada sektor kehutanan dan lahan pada tahun 2030.

Dalam World Climate Action Summit (WCAS) COP28 di Dubai, Sabtu (02/12/2023), Presiden Jokowi menyoroti penggabungan pertimbangan ekonomi dan sosial, serta kerja sama dengan masyarakat dalam upaya pengelolaan hutan berkelanjutan.

“Sektor kehutanan dipilih karena 34 persen desa di Indonesia berada di perbatasan atau dalam hutan, dan jutaan masyarakat Indonesia bergantung dari sektor kehutanan. Untuk penuhi target tersebut, kami mengambil langkah sistematis dan inovatif,” ucap Presiden, dilansir dari laman Sekretariat Presiden.

Presiden Jokowi merincikan upaya konkret yang telah dilakukan Indonesia, termasuk penerapan moratorium permanen terhadap pembukaan hutan yang mencakup sekitar 66 juta hektare hutan primer dan lahan gambut sejak tahun 2019.

“Kami juga telah merehabilitasi 3 juta hektare lahan terdegradasi dan 3 juta Ha lahan gambut. Sekarang hasilnya mulai terasa, tingkat deforestasi Indonesia berkurang 75 persen, terendah dalam 20 tahun terakhir. Tahun depan, kami targetkan rehabilitasi 600 ribu hektare lahan mangrove” ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi menekankan peran krusial hutan dan lahan dalam aksi iklim dari berbagai perspektif. Ia juga menyuarakan pentingnya dukungan negara berkembang dalam menjalankan pengelolaan hutan dan lahan secara berkelanjutan.

“Dukungan tersebut harus country-driven berdasar kebutuhan riil negara pemilik hutan. Kami apresiasi dukungan PEA membangun Mohamed bin Zayed International Mangrove Research Center di Indonesia,” tuturnya.

Selanjutnya, Presiden RI menegaskan bahwa hambatan perdagangan bukanlah langkah yang relevan dalam mengatasi perubahan iklim. Dalam pandangannya, keduanya, yakni mitigasi perubahan iklim dan kemajuan perdagangan, dapat dilakukan secara simultan atau berdampingan.

“Ini penting untuk membangun trust dan kolaborasi antara global north dan global south, serta dorong pembangunan berkelanjutan negara berkembang,” ucap Presiden Jokowi.

Beliau juga mengajak para pemimpin negara untuk terus berkolaborasi dan menginisiasi kerja sama kehutanan. Indonesia juga siap berbagi pengalaman dalam pengelolaan hutan dan lahan untuk mencapai tujuan bersama dalam perlindungan lingkungan dan perubahan iklim.

“Indonesia telah inisiasi kerjasama trilateral kehutanan, Indonesia, Brasil, dan Republik Demokratik Kongo. Dan kami juga siap untuk berbagi pengalaman dan knowledge dalam pengelolaan hutan dan lahan,” tandasnya.