Urupedia – Presiden Joko Widodo memimpin Rapat Terbatas (Ratas) untuk membahas ketersediaan stok beras nasional dan cadangan beras pemerintah di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (18/01/2024). Setelah rapat, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menginformasikan bahwa Presiden menekankan pentingnya menjaga harga beras di tingkat petani.
“Pak Presiden ingin memastikan bahwa stok beras kita cukup, kemudian persiapan juga nanti untuk jelang panen, sehingga harga di tingkat petani harus tetap dijaga. Kemudian, stok beras ini cukup sampai dengan nanti peak season,” ujar Arief, dilansir dari akun Youtube Sekretariat Presiden.
Arief menyampaikan bahwa defisit persediaan beras nasional sekitar 2,8 juta ton, akibat dampak El Nino pada Januari hingga Februari 2024, akan diatasi melalui program impor beras. Importasi ini akan dilakukan sebelum panen raya sebagai langkah untuk mengimbangi kekurangan pasokan.
“Tahun lalu Pak Presiden sudah menyetujui dalam rapat internal untuk melakukan importasi dua juta ton. Syaratnya memang harga di tingkat petani tetap dijaga baik seperti hari ini. Jadi balance itu, mudah-mudahan bisa di-cover. Lalu ada catatan, sebelum panen raya sudah harus masuk,” jelasnya.
Lebih lanjut, Bapanas juga terus berupaya menjaga harga di tingkat petani, dan Arief menegaskan bahwa impor beras dilaksanakan untuk memastikan kekuatan cadangan beras pemerintah (CBP), sekaligus menjaga stabilitas harga beras di tingkat petani.
“Kebutuhan kita satu bulan sekitar 2,5 sampai 2,6 juta ton. Dua bulan itu, akibat El Nino ini, Januari-Februari kita kekurangan sekitar 2,8 [juta ton], tapi kita akan cover dengan yang carryover 2023 dan importasi yang masuk di 2024,” tandasnya.