Urupedia – Setiap manusia yang dianugerahi akal sehat pasti memiliki impian dan harapan untuk masa depannya. Tentunya, mereka akan berupaya keras untuk mencapai cita-cita dan meraih kesuksesan yang gemilang.
Namun, terkadang realitas perjuangan tidak selalu sejalan dengan harapan kita. Hasilnya seringkali berbeda dari yang diidamkan. Dalam situasi seperti ini, manusia diajak untuk tetap bersabar dan tegar menghadapi tantangan yang muncul.
Selain itu, manusia juga memiliki kemampuan untuk merencanakan dan berusaha, namun pada akhirnya Allah yang menentukan segalanya. Manusia diwajibkan untuk terus berupaya mencapai cita-citanya, namun sekaligus diingatkan untuk berserah diri kepada Allah terkait hasil akhirnya.
Sikap ini mencerminkan keseimbangan atau tawazun, yang mencegah manusia agar tidak terlalu mengandalkan dirinya sendiri hingga melupakan peran Tuhan dalam setiap perjalanan hidup.
Dengan bersikap seimbang antara usaha dan pasrah kepada takdir Allah, manusia dapat menghindari kesombongan dan menyadari bahwa keberhasilan akhirnya berasal dari kehendak-Nya.
Dalam hal ini, Allah SWT mengajarkan agar setiap makhluk-Nya menjaga optimisme dan menghindari sikap pesimis dalam usahanya.
Seperti halnya dilansir dari NuOnline, Ketika seseorang mengalami kegagalan atau peristiwa yang tidak seperti yang didambakan, sepatutnya mengucapkan:
قدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَ َفعَلَ
Qaddarallâhû wa mâ syâ-a fa‘ala
Artinya: Allah telah menentukan takdirnya dan Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki.
