
Urupedia.id- Pada tanggal 15 September 2025, ketegangan diplomatik di Timur Tengah mencapai titik baru setelah serangan udara Israel ke Doha, Qatar yang menewaskan lima pemimpin Hamas serta seorang petugas keamanan Qatar. (AP News) Serangan ini terjadi dalam masa negosiasi gencatan senjata, yang menurut Qatar telah dilakukan dengan sepengetahuan Israel. (AP News)
Dampaknya langsung terasa di kancah diplomasi. Qatar mengutuk tindakan Israel sebagai “teror negara” dan pelanggaran hukum internasional, meminta pertanggungjawaban global terhadap aksi tersebut. (AP News) Sementara itu, negara-negara Arab dan Muslim berkumpul di Doha untuk mengadakan pertemuan darurat, membahas tanggapan bersama atas serangan yang dilakukan di ibu kota Qatar. (AP News)
Presiden AS, Donald Trump, turut menyuarakan keprihatinan. Ia menyebut bahwa Israel harus “sangat hati-hati” dalam operasinya, khususnya dalam hubungan dengan Qatar, yang dianggap oleh AS sebagai sekutu penting di wilayah tersebut. (euronews) Di saat yang sama, Sekretaris Negara AS, Marco Rubio, melakukan kunjungan ke Israel untuk melakukan pembicaraan tinggi dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Fokusnya adalah meredam kerusakan diplomatik akibat serangan di Doha, serta membahas operasi militer Israel yang direncanakan di Kota Gaza. (The Guardian)
Di Gaza City, konflik terus bergulir dengan intensitas yang semakin besar. Serangan udara Israel menghancurkan puluhan bangunan residensial—termasuk beberapa menara tinggi—mengakibatkan ribuan warga sipil kehilangan tempat tinggal. (The Economic Times) Di antara korban tewas pagi ini terdapat sepasang anak kembar berusia 6 tahun, mewakili tragedi menyentuh yang dialami banyak keluarga di dalam zona perang. (Al Jazeera)
Resolusi Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa juga ikut menyeruak ke permukaan sebagai respons atas konflik ini. Sebuah resolusi non-mengikat yang mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel–Palestina mendapat dukungan kuat dari 142 negara, meski ditentang oleh Israel dan juga AS atas dasar bahwa langkah tersebut dianggap tidak membangun bagi negosiasi yang sedang berjalan. (AP News)
Serangan di Doha adalah tindakan yang sangat luar biasa, karena melanggar norma-norma diplomatik dengan melakukan operasi militer di wilayah negara yang bukan zona perang langsung. Hal ini memicu reaksi keras dari sekutu Arab dan Muslim, sekaligus menempatkan Israel dalam sorotan isu moral, hukum internasional, dan keamanan regional. (Reuters)
Di sisi internal, pemerintahan Netanyahu menghadapi dilema antara tekanan militer dan kebutuhan untuk menjaga reputasi dan dukungan internasional. Kunjungan diplomatik AS ini menjadi upaya memediasi dan meredam konflik yang bisa menyulut ketegangan lebih luas. (The Guardian)
Sementara itu, penderitaan warga sipil terus meningkat: pemindahan massal, kehancuran rumah, dan korban anak-anak—semua ini memperkuat kritik terhadap bagaimana konflik dijalankan dan dampaknya terhadap hak asasi manusia. (Al Jazeera)
Indonesia: Tegas di Forum Internasional
Indonesia menjadi salah satu negara yang paling vokal. Pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri segera mengecam keras tindakan Israel. Jakarta mendesak Dewan Keamanan PBB untuk segera bertindak menghentikan agresi tersebut serta menjamin akuntabilitas hukum terhadap pelaku. “Ini bukan sekadar serangan terhadap Hamas, tetapi sebuah pelanggaran serius atas hukum internasional dan kedaulatan Qatar,” demikian pernyataan resmi yang dirilis Kemenlu RI (Antara)











