Media Urup merupakan Organisasi yang bergerak di bidang media, aksi sosial dan intelektual, nama urup di ambil bukan dari singkatan apapun, jadi nama urup itu merujuk ke falsafah jawa “urip iku urup” yang artinya hidup itu menyala, meskipun kecil tapi tidak pernah padam dan terus menyinari.
Cikal bakal urup adalah akun instagram dan fanspage @santritrenggalek.id yang terbentuk 2 minggu sebelum hari santri tahun 2019. Kemudian akun tersebut berkembang hingga sekarang, dimana pada Rabu Legi, 9 Juni 2021 bertepatan dengan malam 29 Ramadhan 1442 H di adakan musyawarah yang membahas mengenai pengembangan akun yang ujungnya pada musyawarah tanggal 24 Juni 2021 di Trenggalek tepat kamis sore tercetuslah nama urup yang kemudian berkembangan ke ranah blog/website.
Dari hasil pembahasan Kongres I Media Urup di Trenggalek pada tanggal 12-14 Februari 2022, di tetapkan bahwa Media Urup berdiri pada Rabu Legi, 9 Juni 2021 bertepatan dengan malam 29 Ramadhan 1442 H.
Adapun Visi Media Urup adalah Menjadi wadah yang moderat, harmonis, bermutu dan visioner bagi warga NU guna membangun generasi Islam berhaluan ahlu sunnnah wal jamaah An Nahdliyah, dengan Misi:
- Meningkatkan kualitas spiritual, intelektual dan kepekaan sosial
- Kreatif, kritis dan proaktif dalam berkontribusi dan berdedikasi kepada NU dan organisasi
- Menyajikan informasi yang mendorong sikap keagamaan yang moderat, berkeadilan, dan menghargai keberagaman.
- Menjadi wadah untuk mengembangkan sikap profesionalitas yang tinggi disertai semangat berkhidmah untuk umat dan bangsa.
Semboyan Media Urup adalah Media Pemikiran Moderat. Pembina Media Urup adalah beliau Agus Zahro Wardi, salah satu pengasuh Pondok Pesantren Darussalam Sumberingin Trenggalek.
Sekarang Media Urup sendiri mempunyai 3 regional, yaitu regional Trenggalek, Regional Tulungagung dan Regional Mojokerto. Urup sendiri nanti di harapkan akan ada di Kabupaten lain dengan Regional baru.
Arti Lambang Urup
- Bola lampu ditengah melambangkan ide dan pemikiran yang akan terus berkembang dengan menyesuaikan dengan zaman, karena anggota Urup harus berfikir relevan dengan zaman, jangan sampai kolot ataupun stagnan dengan ide dan pemikiran dahulu. Prinsipnya ialah al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah, yakni ‘’Memelihara yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik’’.
2. Tengahnya ujung pena yang melambangkan :
– Menulis/memaknai kitab merupakan simbol kepenulisan dan media islami dan umum. dimana prinsipnya adalah “Media Pemikiran Moderat”.
– Kreativitas dan inovasi yang tiada henti. baik tulisan, editan, dan pemikiran, jadi anggota Urup haruslah terus berkretivitas dan berinovasi sesuai dengan kemampuan dan bidang ke ahlian masing-masing.
3. Bentuk elips adalah simbol huruf U (kepanjangan URUP). Nama Urup di ambil bukan dari singkatan apapun, jadi nama urup itu merujuk ke falsafah jawa “urip iku urup” yang artinya hidup itu menyala, meskipun kecil tapi tidak pernah padam dan terus menyinari. Dimana prinsipnya “URUPono NU”.
4. Ujungnya U atas dan bawah menggunakan 2 warna bersatu namun tidak tertutup, merupakan simbol kesatuan dari perbedaan namun tetap berfikiran terbuka dan moderat dalam segala hal. Senada dengan dalil Al-Quran, “Dan demikianlah kami jadikan kamu sekalian (umat Islam) umat pertengahan (adil dan pilihan) agar kamu menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) manusia umumnya dan supaya Allah SWT menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) kamu sekalian”. (QS al-Baqarah: 143)
5. Warna hijau merupakan lambang kesuburan dan putih lambang kesucian hati (Ikhlas Berjuang), yang prinsipnya “dimana kita Kita tidak butuh surat tugas dan surat mandat dalam berkhidmat di NU”
6. Bentuk elips berbentuk U, antara atas dan bawah adalah Tulisan NU. Yang dimana kita secara Fikrah dan Harakah sesuai dengan Nahdlatul Ulama.