Kata saleh kerap kita dengarkan dari orang-orang, baik itu dari orang tua maupun dari orang lain. Seperti contohnya “semoga menjadi anak yang saleh”, “semoga menjadi istri yang salehah”, dan masih banyak lagi contoh yang lain. Ini tentunya harapan semua orang, agar kita yang di doakan seperti menjadi orang yang benar-benar saleh.
Kata “Saleh” di KBBI aa dua arti, pertama,“taat dan sungguh-sungguh”, Kedua, “suci dan beriman”. Sedangkan “Saleh” dalam bahasa arab berasal dari kata “صَلَحَ” yang menpunyai arti menjadi baik, benar, berbudi luhur, tidak memihak, cocok, pantas, menyesuaikan, mencocokkan, membenahi, diperbaiki, bermanfaat. Kemudian kata “صَالِح” itu merupakan isim fail, yang mempunyai arti orangnya atau subjeknya.
Kata saleh alam Al-Quran disebutkan sebanhyak 124 kali dengan beragam arti, sedangkan Syekh Wahbah Az-Zuhayli dalam Tafsir Al-Munir, beliau mengatakan bahwa orang saleh itu bukan berarti orang suci yang tidak memiliki kesalahan. Orang saleh adalah orang yang baik batinnya dan kebaikannya lebih dominan dari pada keburukannya. Kemudian menurut Syekh Thahir bin Asyur dalam Tafsir At-Tahrir wat Tanwir menyebutkan, orang saleh adalah orang (beriman) yang menjaga istiqamah. Sedangkan Tafsir An-Nasafi menyebut orang saleh sebagai orang yang baik lahir dan batinnya.
Dalam organisasi supaya tidak carut marut organisasinya dan untuk menciptakan sebuah organisasi yang ideal haruslah memiliki kesalalehan dalam organisasi tersebut, baik subjeknya (orangnya) maupun sistem dalam organisasi tersebut. Karena jika orangnya baik tapi sistemnya rusak maka tidak akan progesif organisasi tersebut, begitupun sebaliknya, jika orangnya rusak tapi sistemnya baik maka tidak akan ideal organisasi itu, dan bahkan akan terjadi banyak ketimpangan.
Organisasi alangkah lebih indahnya jika orang-orang didalamya itu baik dan sistemnya pun juga demikian, jika tidak bisa dikatakan ada kecacatan dalam organisasi tersebut, dan bahkan jika di telisik lebih dalam banyak orang yang memiliki kepentingan tidak baik atau mungkin para pengurusnya bermasalah.
Kemudian yang jadi pertanyaan bagaimana cara agar person dan sistemnya saleh dalam berorganisasi? Jawabanya mudah jika dilakukan tapi sulit jika di fikirkan saja tanpa pergerakan. Agar subjek dalam organisasi baik, subjek tersebut haruslah memiliki beberapa hal, diantaranya : takut kepada Tuhan jika ia tidak amanah dalam organisasi, meluruskan niat bahwa organisasi itu untuk mengembangkan diri dan khidmat kepada organsasi, tidak menimbulkan maksiat atau malah menimbulkan ke dalam organisasi maupun ke luar organisasi, ia relijius-spiritual atau ia adalah penganut agama yang taat, tidak menyalah gunakan jabatan, dan dalam berorganisasi tidak bertentangan dengan ajaran agama.
Sedangkan ciri dari sistem yang saleh adalah pembagian tugas dan sistemnya jelas, dapat mengurangi konflik internal organisasi, meningkatkan moral dan motivasi anggota, sistemnya tidak menindas dan tidak sentris pada satu golongan saja, sistemnya harus sesuai dengan dinamika zaman.
Ini semua berpengaruh pada maju mundurnya sebuah organisasi, entah itu nanti dalam internal organisasi maupun eksternal organisasi. Tapi alangkah baiknya jika kesalehan organisasi terus di jaga dan di kembangkan menjadi lebih baik lagi. Apalagi jika dalam organisasi tersebut di isi dengan kegiatan keagamaan. Secara tidak langsung itu akan mendapat berkah dari Tuhan.
Penulis : Munawir Muslih. M