Berita

Ali Masykur Musa Sebut Pemimpin Harus Menginspirasi dan Memperdayakan

×

Ali Masykur Musa Sebut Pemimpin Harus Menginspirasi dan Memperdayakan

Sebarkan artikel ini

Tulungagung, Urupedia – KH Ali Masykur Musa menyebut pemimpin harus menginspirasi dalam rangkaian Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) 2022 Aula Arif Mustaqim, Jumat (18/11/2022).

KH Ali Masykur Musa yang dulunya merupakan Ketua Umum PB PMII tahun 1991-1994, menjelaskan mengenai menjadi seorang pemimpin yang mengamalkan dzikir, fikir, dan amal saleh sesuai dengan tema yang diusung pada siang hari itu.

Ia mengemukakan bahwa seorang pemimpin itu harus Empowering leader (pemimpin yang memberdayakan) dengan ditandai inspiring (menginspirasi).

“Seorang pemimpin itu tidak boleh menjadi menara gading yang hanya menjadi bagian keindahan fatamorgana yang tidak bisa disentuh. Tapi seorang pemimpin harus memiliki kriteria inspiring. Dia memberikan inspirasi leader by heart: memimpin dengan hati,” ungkapnya.

“Memimpin dengan hati itulah adik-adik sahabat-sahabat yang saya cintai, yang saya telurkan motto PMII: dzikir, fikir, amal saleh. Sejak tahun 1991 dan alhamdulillah motto itu sampai sekarang masih menjadi pilihan dari sahabat-sahabat saya PMII di Indonesia,” imbuhnya.

Beliau juga mengatakan bahwa seorang pemimpin yang mencari uang tanpa transaksi itu tidak menunjukan seorang leadership by heart. Seseorang seperti itu tidak menjadi pemimpin dengan hati.

“Orang setiap hari hatinya bersih dan dia ta’aluk illallah bukan ta’aluk illadunia dan dia dzikir setiap saat. Itulah pemimpin yang mempunyai transedensi dengan Allah dengan Tuhan disatu sisi,” jelasnya.

Kemudian, dirinya juga menyatakan bahwa seorang pemimpin yang disebut memakai hati dengan dzikir adalah seorang yang mengabdi kepada masyarakat, kepada komunitasnya, kepada rakyatnya, kepada sesamanya dengan tidak membedakan antara dirinya seorang pemimpin dan temannya sebagai yang dipimpin.

“Saya menyambut dan meneruskan mas Emil yang pertama itu empowering, yang kedua perkuat dzikir pakai hati sehingga dalam pengambilan keputusan itu bukan karena nafsu. Dan yang ketiga adalah carming and smart leader: orang yang leadernya smart dan dia bisa mengerti di dalam masalah,” tuturnya.

Kemudian yang keempat beliau juga menjelaskan bahwa seorang empowering yang disebut dengan amal saleh adalah implementasi dirinya menjadi seorang kholifah (pemimpin). Karena seorang kholifah harus mencerahkan dan memimpin sebuah komunitas.

“Ihsan adalah sublimasi dari semua prinsip hidup dan itulah Allah mengutus Rasulullah tidak lain adalah liutammima makarimal akhlak. Itulah akhlak dan itulah ihsan,” pungkasnya.

Editor: Munawir

Advertisements

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *