Jakarta, Urupedia – Pada era digital saat ini, transaksi melalui dompet elektronik atau e-wallet sudah menjadi hal yang biasa. Namun, transaksi tersebut masih sebatas pembayaran nilai mata uang yang sama. Lantas bagaimana jika wisatawan dari luar negeri ingin menggunakan mata uang mereka untuk transaksi di Indonesia?
Herlina Kalla, selaku Direktur Arash Digital resmi merilis layanan cross broder payment untuk pembayaran lintas batas sebagai solusi masalah tersebut.
“Cross Border Payment adalah jenis transaksi pembayaran yang dilakukan antara dua negara dan melibatkan penggunaan e-wallet internasional dari negara asal pengguna melalui QRIS,” terang Herlina Kalla Rabu (28/12/2022).
Ia menjelaskan, pembayaran lintas batas memfasilitasi wisatawan internasional dalam menggunakan dompet elektronik mereka, seperti WeChat Pay dan AliPay dari China, PayPay dari Jepang melalui QRIS.
Perusahaan Arash Digital yang didirikan oleh Herlina Kalla merupakan integrator sistem pertama untuk layanan cross border payment menggunakan e-wallet internasional di Indonesia.
“Saat ini yang sudah diimplementasi atas izin pihak berwenang di Indonesia adalah dukungan cross border payment untuk e-wallet Cina seperti WeChat Pay dan AliPay,” terangnya.
Perusahaan yang dipimpin oleh Herlina ini telah bekerja sama dengan berbagai bank BUKU IV, sebagai bank settlement pada layanan cross border payment menggunakan e-wallet internasional.
“Layanan ini membantu wisatawan China melakukan pembayaran di Indonesia menggunakan dompet elektronik lokal mereka sendiri. Tanpa perlu menukarkan uang mereka ke rupiah terlebih dahulu,” pungkasnya.
Biografi Herlina Kalla
Herlina Kalla merupakan seorang pengusaha teknologi keuangan di Indonesia. Khususnya, ia adalah pendiri Arash Digital yang disebut sebagai pelopor cross border payment menggunakan e-wallet internasional di Indonesia. Saat ini ia menjabat sebagai direktur di perusahaan yang ia dirikan.
Lahir
Herlina Kalla lahir di Makassar pada tanggal 21 Juli 1970. Ayahnya, almarhum Hadji Kalla, adalah seorang pengusaha yang berasal dari Makassar. Ibunya, almarhumah Adwiyah Syatha, adalah seorang ibu rumah tanggal.
Herlina adalah anak bungsu dari keluarga almarhum Hadji Kalla. Saat ini ia telah menikah dan memiliki 3 orang anak laki – laki.
Herlina mendapatkan pendidikan terakhirnya dari Wagner College di New York City, Amerika Serikat pada tahun 1998, dengan gelar MBA (Master of Business Administration).
Karir
Herlina memulai karirnya pada tahun 1998, di mana ia bekerja di sebuah perusahaan asuransi jiwa bernama Nippon Life Group Ltd. di New York City, AS sebagai peneliti hingga tahun 2000.
Pada tahun 2004, Herlina pindah ke London dan Birmingham, Inggris mengikuti jejak suami hingga tahun 2011. Herlina beserta keluarganya kembali ke Indonesia pada tahun 2011.
Setelah kembali ke Indonesia, Herlina memulai bisnisnya sendiri dengan tujuan meningkatkan angka ketenagakerjaan di Indonesia. Perusahaan – perusahaan yang dibangun olehnya tidak terbatas pada pemasok peralatan pesawat terbang.
Sejak tahun 2019 hingga saat ini, Herlina mendirikan perusahaan teknologi keuangan baru dengan nama “Arash Digital”. Perusahaan ini dikenal sebagai perusahaan sistem integrator untuk cross border payment menggunakan e-wallet internasional melalui kode Quick Response Indonesia Standard (QRIS).
Perusahaan ini telah menjalin kerja sama dengan beberapa Bank BUKU IV lokal, seperti CIMB Niaga, Bank Mandiri, Panin Bank, BNI, dan Bank Danamon.
Cross Border Payment
Selama beberapa tahun terakhir, Herlina telah menggerakkan implementasi cross border payment menggunakan e-wallet internasional di Indonesia.
Perusahaan terbaru yang dibangunnya, Arash Digital, adalah realisasi dari tujuan tersebut. Perusahaan ini dijuluki sebagai pelopor cross border payment menggunakan e-wallet internasional di Indonesia.
Penulis: Syarif Dhanurendra