Fragmen

Kisah Menarik dibalik Qasidah Ela Arafat – Umm Kulthum 

×

Kisah Menarik dibalik Qasidah Ela Arafat – Umm Kulthum 

Sebarkan artikel ini
Kisah Menarik dibalik Qasidah Ela Arafat-Umm Kulthum 
Foto Umm Kulthum-Khedive Abbas Helmi-Ahmed Syauqi

Urupedia Sebagian orang mungkin sudah tidak asing dengan qasidah berjudul “Ela Arafat” yang dibawakan pertama kali oleh Umm Kulthum pada tahun 1951-an. Qasidah Ela Arafat merupakan qasidah haji paling popular, yang mana bait-bait qasidah ini menggambarkan tentang perjalanan suci ibadah haji dan perjalanan spiritual seorang hamba dalam menemukan jati dirinya.

Namun siapa sangka, ternyata qasidah ini memiliki kisah yang sangat menarik dibaliknya.

***

Qasidah indah ini dikarang oleh Ahmed Syauqi (1868-1932), sang amiru syuara’ asal Mesir. Mulanya qasidah ini adalah sebuah puisi. Sang mu’alif (pengarang) menuturkan bahwasanya puisi berjudul Ela Arafat ini dikarang pada tahun 1910 dan ditujukan sebagai permintaan maafnya untuk penguasa Mesir sekaligus sahabat karibnya, Khedive Abbas Hilmi II bin Muhammad Taufiq (1874-1944).

Ahmed Syauqi meminta maaf karena ia meninggalkan Khedive Abbas Hilmi II, Ibu Abbas, yakni Amena Hanem Elhamy (cucu Sulthan Utsmani Abdul Majeed I) dan beberapa negarawan lainnya dalam perjalanan haji Hijazi tahun 1909. Syauqi melarikan diri dari rombongan haji tersebut lantaran ia belum siap menunaikan ibadah Haji.

Karena ia tahu bahwa Khedive Abbas akan marah, akhirnya Syauqi meminta maaf dengan menggubah sebuah puisi sebanyak 63 bait, dimulai dengan  “إلي عرفات الله يابن محمد”. Lantas pada bait selanjutnya, Ahmed Syauqi menuliskan pujian serta permintaan maafnya dengan mengatakan

“ دعانى إليك الصالح ابن محمد , فكان جوابى صالح الدعوات…. وخيرنى فى سابحٍ أو نجيبةٍ إليك فلم أختر سوى العبراتِ..وقدمت أعذارى وذلى وخشيتى وجئت بضعفى شافعا وشكاتى.. ويا رب هل تغني عن العبد حجة وفي العمر ما فيه من الهفوات. ”

Daftar Isi

***

Kemudian pada tahun 1951, Umm Kulthum begitu tertarik dengan puisi tersebut dan ingin menyanyikannya. Namun, karena puisi tersebut bersifat khusus serta didominasi oleh banyak pujian dan permintaan maaf untuk Khedive Abbas Hilmi II. Akhirnya Umm Kulthum mengutus penyair bernama Ahmed Rami (1892-1981) untuk mengubah beberapa kata dalam puisi tersebut agar bersifat lebih umum.

Rami akhirnya mengutip 25 bait dari puisi Ahmed Syauqi serta mengubah awal puisi yang semula “إلي عرفات الله يابن محمد . ” menjadi “إلي عرفات الله يا خير زائر”. Rami juga mengganti kata pada bait yang semula berbunyi “أرى الناس أصنافًا” menjadi أرى الناس أفواجًا, serta bait  ” . إذا زرت يا مولاي قبر محمد” menjadi “إذا زرت بعد البيت قبر محمد.”

Namun, ketika teks qasidah telah rampung dan Ummu Kulthum ingin segera melakukan rekaman, pihak radio menolak karena puisi Ahmed Syauqi ini sebelumnya. Karena telah dinyanyikan oleh rekan Umm Kulthum, yakni Najat Ali (1913-1993) pada tahun 1949.

Meskipun Umm Kulthum telah memodifikasi lirik Ela Arafat dan mengutus komposernya bernama Riyad Al-Sunbathi (1906-1981) untuk mengaransemen musik agar lebih cocok dengannya dan berbeda dengan milik Najat Ali. Pihak radio mengatakan bahwa, Umm Kulthum tidak berhak merekam ulang puisi tersebut. Namun pada akhirnya, Umm Kulthum tetap diperbolehkan untuk melakukan rekaman karena ia telah mengantongi izin dari Najat Ali.

Akhirnya, Ela Arafat lahir dengan melodi dan lirik baru yang dibawakan pada konser publik di Teater Azbakeya pada tahun 1955. Namun, setelah konser perdananya tersebut, 3 bait dari lirik Ela Arafat dipangkas sehingga menyisakan 22 bait saja.

***

 8 Tahun pasca konser, yakni pada tahun 1963, Kawkab Al-Sharq (bintang Timur) alias Umm Kulthum memutuskan untuk membuat video klip lagu Ela Arafat. Umm Kulthum tampil pertama kali dengan balutan hijab dalam video tersebut. Adapun  desain video klip oleh Shadi Abdel Salam, didokumentasikan oleh Waheed Farid, dan disutradarai oleh Ahmed Badrakhan.

Kini, Qasidah Ela Arafat menjadi lagu haji paling popular. Hal ini karena selalu dinyanyikan di setiap konser Umm Kulthum yang juga bertepatan dengan musim hari haji.

Daftar Isi

Index