Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi manusia, sebab pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang dapat menerima pendidikan. Sedangkan pendidikan merupakan bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan ruhani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
Untuk membentuk kepribadian yang baik bagi seorang peserta didik, pendidikan seharusnya menjadi tonggak utama dalam menyikapi hal tersebut. Seperti dalam perjalanan sejarah hidup manusia bahwa pengetahuan yang terbentuk secara kompleks akan terus berkembang dan menjadi sebuah disiplin ilmu. Sejalan dengan itu pendidikan yang merujuk pada kepribadian seorang peserta didik seharusnya juga menumbuhkan karakteristik yang baik untuk membentuk afektivitas peserta didik.
Dalam perkembanganya peserta didik bukan hanya diberi pengajaran secara intelektual semata melainkan pengembangan karakter. Dari kacamata dunia pendidikan internasional, negara-negara maju telah mengembangkan pendidikan yang berbasis pada optimalisasi keterampilan. Akan tetapi permasalahan tentang karakter peserta didik juga belum bisa terbangun dengan baik. Secara spesifik Indonesia merupakan negara majemuk dengan berbagai macam etnis, suku, ras, dan agama sehingga akan akan membentuk sebuah tatanan masyarakat yang multikultural. Dari paradigma tersebut dapat menumbuhkan karakteristik pendidikan yang berbeda dari negara lain.
Untuk kelanjutanya perlu adanya sinergi pendidikan, yakni antara pendidikan formal, non formal, dan informal dengan pendidikan karakter. Pada konteks ini pendidikan informal merupakan tonggak utama dalam membentuk karakter peserta didik. Oleh karena itu harus bisa bersinergi dengan pendidikan formal maupun non formal.
Secara luas pengembangan pendidikan karakter di sekolah merupakan upaya dari sekolah untuk memenuhi harapan orang tua dalam rangka membangun, membentuk, dan mencetak pribadi yang berkarakter. Pendidikan informal dalam arti sempit keluarga merupakan hubungan bersifat kemitraan yang bersifat saling mensinergikan untuk kemajuan peserta didik. Hubungan antara sekolah dan orang tua siswa merupakan hubungan yang bersifat transformasional. Hubungan ini lebih didasari oleh kontrak sosial dan kontrak moral untuk maju dan berkembang bersama.
Tak kalah pentingnya pendidikan spiritual juga merupakan salah satu tonggak pembangun pendidikan karakter bagi peserta didik. Seperti halnya madrasah maupun pondok pesantren. Dalam sejarah pendidikan yang ada di Indonesia, pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan tertua. Pesantren berdiri sejak 300-400 tahun yang lalu dan mencangkup hampir seluruh elemen masyarakat muslim. Kiprah pesantren dalam berbagai hal sangat dirasakan oleh masyarakat.
Salah satunya adalah membentuk kader-kader ulama dan pengembangan keilmuan islam. Selain itu pergerakan dari pesantren pada masa penjajahan banyak melakukan protes terhadap pemerintahan kolonial. Dalam artian pesantren juga merupakan dasar penanaman jiwa nasionalisme. Secara dasar prinsip yang dipegang oleh pondok pesantren adalah “mempertahankan budaya lama yang baik dan mengambil budaya baru yang lebih baik”. Untuk itu pendidikan spiritual tradisional yang diterapkan dalam pesentren merupakan pendidikan karakter yang mumpuni.
Dari pemaparan diatas dapat diambil simpulan bahwa pendidikan karakter dapat terbentuk melalui sinergi yang baik antara pendidikan formal, non formal, dan informal. Hal ini juga merupakan salah satu penerapan dari konsep yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara yang menitik beratkan pada pembentukan pendidikan karakter. Konsep ini juga selaras dengan gagasan Ainullah yang menurutnya pendidikan karakter merupakan sistem yang menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik, yang mengandung pengetahuan, kesadaran individual, tekad, serta adanya kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan maupun bangsa sehingga akan terwujud insan yang kamil. Wallahu a’lam bis sawab
Referensi:
Aunillah, Nurla Isna. 2011. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Laksana.
Raka, dkk. 2011. Pendidikan Karakter di Sekolah. Jakarta: PT Gramedia.
Syafe’i, Imam. 2017. Pondok Pesantren: Lembaga Pendidikan Pembentukan Karakter. Jurnal Pendidikan Islam. 8(2).
Tafsir, Ahmad. 2012. Ilmu Pendidikan Islami. Bandung: Remaja Rosdakarya
Penulis adalah Ervan Choirul Anwar, mahasiwa PAI IAIN Tulungagung yang sedang sibuk menggeluti berbagai bidang. Aktif di PMII IAIN Tulungagung, KOPMA Al-kautsar IAIN Tulungagung, dan HMJ PAI IAIN Tulungagung. Motto hidup : “Jangan takut pada kenyataan, Asal benar, lakukan!”
Penulis: Ervan Choirul Anwar
Editor: Ummi Ulfa