FeatureFragmen

KH Muhammad Yunus Sosok Pencetus Lambang Banser yang Tak Banyak Diketahui Orang

×

KH Muhammad Yunus Sosok Pencetus Lambang Banser yang Tak Banyak Diketahui Orang

Sebarkan artikel ini

Urupedia – KH Muhammad Yunus merupakan sosok istimewa dalam Barisan Ansor Serbaguna (Banser). Ia merupakan pencetus lambang Banser yang merupakan lembaga semi otonom dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor.

Organisasi GP Ansor sendiri merupakan salah satu dari Badan Otonom (Banom) dari Nahdlatul Ulama. Ansor berdiri pada tanggal 24 April 1934/10 Muharram 1353 H di Banyuwangi.

KH Muhammad Yunus merupakan pria kelahiran Malang yang saat ini sudah berusia 80 tahun. Ia meninggal pada Rabu 28 Desember 2022.

KH Muhammad Yunus menceritakan bagaimana awal mula sampai proses pembuatan lambang Banser tersebut bisa tercetus.

“Awalnya banyak beberapa cabang di Jawa Tengah yang ingin lepas dari NU. Sehingga saya berpikir, nggak mungkin nih melawan sejarah. Gerakan Ansor suka gak suka jadi anaknya NU, apa pun yang terjadi,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa dulu lambang Banser itu dibuat di Blitar dan bentuknya bukan seperti yang sekarang.

“Dulu kan lambang Banser dibuat di Blitar, setiga Anser, kemudian di sebelah kanan ada senapan angin, yang kiri ada pacul. Dari situ saya bilang, saya nggak suka Banser begini,” ungkapnya.

Dari situ, KH Muhammad Yunus kemudian berusaha membuat desain lambang yang cocok. Akan tetapi, pada waktu itu ia hanya membuat lambang untuk Malang saja.

“Tapi dalam perjalanannya ketika ada konfers di Ciawi, lambang dibawa ada dua. Ada yang bulat. Tapi waktu itu yang bulat hilang. Akhirnya dipakai itu,” jelasnya.

Pada awalnya, KH Muhammad Yunus mendesain logo tersebut awalnya menggunakan gelas untuk membuat lingkarannya dan membutuhkan waktu 3 bulan. Ia pun tak menyangka, desain yang ia buat saat ini digunakan oleh Banser secara nasional.

Ia pun juga sempat kaget, ketika melihat lambang yang ia buat terpampang di beberapa daerah.

“Kan ada kirab bendera Ansor Banyuwangi-Magelang. Cuma saya diam saja. Loh itu kok seperti punyanya Malang. Loh opo-opo an se iki,” papar Yunus.

Dari situ, kemudian ia menanyakan kepada rekannya dan ternyata lambang yang ia buat menjadi lambang Banser nasional. Ia pun mengaku bahwa tidak ada yang patut dibanggakan karena itu. Menurutnya hal itu sudah menjadi kewajibannya.

“Yang saya bangga, arek-arek saiki gelem gawe lambang iku (arek-arek sekarang mau menggunakan lambang itu),” ungkapnya.

“Pegang sejarah bahwa Gerakan muda Ansor tetep jadi anaknya NU,” tandasnya.