Urupedia – Tidak dapat dipungkiri kebanyakan masyarakat Indonesia menyukai makanan berminyak satu ini yaitu gorengan. Bahkan di bulan Puasa seperti ini tidak sedikit orang memilih gorengan sebagai menu favorit untuk buka puasa. Selain harganya yang murah, gorengan adalah makanan yang mudah dibuat sendiri dan mudah disajikan.
Sesuai dengan namanya, proses pembuatan gorengan pasti tidak luput dari yang namanya proses goreng menggoreng.
Seperti yg kita tahu, makanan yg melalui proses menggoreng akan menyerap lemak buruk yaitu lemak jenuh dan lemak trans
Di balik kenikmatannya yang super lezat, gorengan menyimpan efek buruk bagi kesehatan. Para Ahli Kesehatan pun tidak menyarankan untuk mengkonsumsi gorengan saat berbuka puasa. Hal ini dikarenakan dalam gorengan mengandung lemak yang yang sulit dicerna dibandingkan karbohidrat.
Gorengan dengan kadar kalori yang tinggi dan lemak trans ini berbahaya bagi tubuh dan menyebabkan kegemukan, diabetes serta penyakit jantung. Maka, alangkah baiknya mulai sekarang berhenti berbuka puasa dengan gorengan, meski rasanya enak.
Karina Rahmadia Ekawidyani, Dosen Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB dalam kanal Youtube IPB TV menjelaskan dampak buruk makan gorengan saat berbuka puasa,
“Sebenarnya tidak dianjurkan berbuka puasa dengan gorengan. Takutnya setelah kita puasa seharian ini kan sistem pencernaan kita istirahat selama setengah hari, kemudian dimasukin sama lemak, jadi dia harus bekerja lebih berat dibandingkan ketika dia mencerna karbohidrat,” terang Karina.
Ia menjelaskan jika mengkonsumsi gorengan saat berbuka puasa bisa menimbulkan gangguan sistem pencernaan. Seperti sakit perut, mual, mules, dan meningkatkan asam lambung.
“Bisa jadi yang punya asam lambung, makan makanan yang tinggi lemak dapat memicu meningkatkan asam lambung. Nah bayangin, perut yang kosong, asam lambungnya meningkat kalau orang yang punya maag itu rasanya perih banget,” imbuhnya.
Pada menit-menit terakhir, ia juga memberitahukan bahwa kita bisa tetap mengkonsumsi gorengan saat berbuka asalkan perut harus dimasuki makanan pembuka yang lain dulu.
“Bisa setelah dijeda, anggap saja gorengan itu seperti makan beratnya. Paling tidak ada makanan yang masuk ke dalam perut kita, baru kita makan gorengan dan juga harus dibatasi jumlahnya,” pungkasnya.
Sebaiknya tidak hanya mengontrol konsumsi gorengan ketika berbuka puasa namun, juga mengkontrol konsumsi gorengan setiap harinya demi kehidupan sehat di masa mendatang.
Penulis: Nella Hanatul
Editor: Ummi Ulfa. S