Andai saja dunia ini gelap gulita…
Engkaulah sang lentera…
Andai saja lautan luas yang harus kami arungi…
Kau laksana perahu yang kokoh…
Jalan terjal yang harus kami tempuh…
Sampai juga tatkala kau menuntun kami…
Saat jiwa-jiwa kami gersang…
Kaulah yang menanam budi pekerti…
Ketika bangunan keyakinan kami goyah…
Engkaulah yang mengokohkan hati kami…
Wahai sang penerang rohani…
Dengan apa kami harus berterimakasih padamu….
Begitu banyak pengorbanan tulus ikhlasmu…
Lukisan kesalehan santrimu melebihi sang seniman…
Karya karakter luhur tarbiyahmu melebihi sang arsitektur…
Mutiara nasehatmu melebihi sang pujangga…
Ketajaman keris hatimu melebihi sang empu…
Namun….
Kau tidak digaji seperti halnya guru-guru bersepatu….
Masa tuamu tanpa uang pensiun seperti halnya pengajar yang bercelana dan berdasi..
Luar biasanya….
Kau tak pernah mengeluh…
Kau terus membangun akhlak karimah negeri ini…
Lantunan doa-doa untuk para pemimpin selalu kau bisikkan..
Kau selalu syukuri kesederhanaan rizki…
Buat kami…
Kau lebih dari sekedar sang pahlawan tanpa tanda jasa…
Daya juangmu untuk membangun Bangsa tak bisa diutarakan dengan kata-kata…
Dengarlah suara lubuk hati kami…..
Saat kau dihina, seakan kamilah yang merasakan hinaan itu…
Tatkala orang lain menyakitimu, kamilah yang merasakan kepedihan itu…
Berkahmu selalu aku harapkan…
Kendati setelah ajal menjemputku nanti..
(Zahro Wardi, PP Darussalam, Sumberingin Trenggalek, 19/10/2016, Pukul 23.12 WIB)
Untuk melihat video asli yang langsung di syairkan leh Gus Zahro Wardi, silahkan kalian KLIK DISINI.
