Dikala gerimis hujan tak kunjung reda
Ribuan kata yang terukir indah
Dalam sebuah kertas lapuk nan usang
Dikala gelap gulita tak kunjung terang
Bercampur sepi sedih dan rindunya
Adakah setitik cahaya dan jalan tuk keluar?
Keluar dari gemerlap rinduu sedih dan sunyi?
Lembayung merah ke kuningan seakan mengusir semunya
Dalam sujud ku berdoa
Ya rabb….
Setiap harapan dambaan
Yang ada dalam lubuk hatiku
Jadikanlah kenyataan
Atas usaha yang telah aku kerjakan
Menyongsong sebuah mimpi dan cita cita
Pergi dari penderitaan jiwa dan raga
Akan tetapi dari naluri hati sebagai santri
Bergejolak api semangat juang yang tak pernah lara
Di pojok sana ku menatap masa lalu
Masa lalu yang suram penuh dengan gegelapan dan bisikan setan
Tak lagi…
Tak lagi ku ikuti bisikan, rayunan setan durjana
Setiap doaku tersungkar
Ya rabb…
Berikanlah padaku tafsir mimpi tentang siksa
Agar aku takut akan dosa dan akibatnya
Ya robb……
Mudahkanlah hatiku dalam menyingkap rahasia
Rahasia apa itu kebahagian
Ya rabb….
Berikanlah keluasan ilmu padaku laksana lautan dan samudera
Berikanlah padaku akhlak yang mulya
Agar aku bisa membahagiakan orang tua
Ya rabb…..
Bantulah aku tuk mengepakkan sayapku
Menuju singgasana mulia
Ya rabb…
Kali ini waktunya ku tuk meloncat jauh nan tinggi
Menyentuh langit menyebrangi samudera dan lautan
Menggapai sebuah cita cita dan mimpi mimpi besar
Peradaban ku genggam dengan kepalan tangan.
Bionarasi
Sebutlah ia namanya mang ijan atau biasa di sebut A Ijan nama lengkapnya Ijan Saeful Furqon mahasiswa Universitas Majalengka yang tinggal di Desa Panongan Jatitujuh Majalengka. Namun ia sekarang lagi merantau ke Jatiwangi sambil kuliah dan kerja sebagai petugas kebersihan di salah satu lembaga PP Al Mizan Jatiwangi. Kesehariannya di habisnya dengan kuliah dan kerja walau harus membagi waktu antara kuliah dan kerja ia terus semangat dan berkontibusi dalam berkarya.