Urupedia – Dalam kehidupan, tidak selalu datang hal-hal yang baik. Terkadang, keburukan dapat menimpa seseorang, meskipun sebenarnya tidak diinginkan. Baik dan buruk adalah bagian dari kenyataan hidup yang akan dihadapi setiap individu.
Sebagai seorang muslim, keyakinan bahwa baik dan buruk datang dari Allah SWT sangat penting. Kebaikan dan keburukan tidak ditentukan oleh tanda-tanda buruk, melainkan oleh takdir Allah SWT.
Saat seseorang melihat tanda buruk, Rasulullah SAW mengajarkan kepada sahabatnya untuk bersikap wajar dan tenang ketika menghadapi pertanda buruk.
Beliau memberikan pemahaman bahwa baik dan buruk datangnya dari Allah SWT, dan sebagai hamba-Nya, kita harus menerima takdir tersebut dengan ketenangan dan kepasrahan.
Rasulullah mengajarkan doa sebagai berikut ketika kita melihat sebuah pertanda buruk:
اللَّهُمَّ لَا يَأْتِي بِالحَسَنَاتِ إِلَّا أَنْتَ وَلَا يَذْهَبُ بِالسَّيِّئَاتِ إِلَّا أَنْتَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
Artinya: Ya Allah, tidak ada yang dapat mendatangkan kebaikan kecuali Engkau, dan tidak ada yang menghilangkan keburukan kecuali Engkau. Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali kekuatan Allah.
Doa ini disampaikan melalui riwayat Ibnu Abi Syaibah, Abu Nuaim, dan Ibnus Sinni, sebagaimana dicatat dalam karya Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin. (Terbitan Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H, juz I, halaman 407).
Penjelasan Mengenai Doa
Dilansir dari NU Online, Imam An-Nawawi mengutip riwayat dari Ibnus Sinni melalui Uqbah (Urwah) bin Amir Al-Juhani ra yang menceritakan, ada suatu waktu ketika seseorang bertanya kepada Rasulullah tentang pertanda buruk.
Ia menjawab, “Paling benarnya adalah pertanda baik. Sedang pertanda buruk tidak dapat menolak seorang muslim. Kalau kalian melihat pertanda (buruk) yang kalian tidak sukai, hendaklah membaca, ‘Allāhumma lā ya’tī bil hasanāti illā anta, wa lā yadzhabu bis sayyi’āti illā anta, wa lā hawla wa lā quwwata illā billāhi,’” (An-Nawawi, Al-Adzkar, [Kairo, Darul Hadits: 2003 M/1424 H], halaman 300).
Dalam hadits tersebut, Rasulullah menegaskan bahwa meskipun ada pertanda buruk, hal tersebut tidak dapat menghalangi atau mengubah tujuan baik seorang muslim. Wallahu a’lam.