Urupedia – Setiap orang pasti mengalami beragam masalah dalam hidup, mulai dari yang ringan hingga yang kompleks. Saat seseorang merasa cemas, galau, atau gelisah karena masalah, hal tersebut merupakan pengalaman yang umum dirasakan oleh semua orang.
Namun, menjadi tidak wajar ketika masalah tersebut terasa sangat berat, sehingga pikiran menjadi kacau. Tidak hanya pikiran, dampaknya juga akan dirasakan pada suasana hati yang tidak tenang.
Untuk mengatasi hal tersebut, membaca doa untuk ketenangan hati bisa menjadi solusi. Merapal doa-doa merupakan usaha untuk meminta ampunan dan petunjuk dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Nah, dilansir dari NuOnline ketika kondisi kita sedang terpuruk, galau, gelisah dan cemas bacalah doa ini yang diriwayatkan oleh Ibnu Sinni sebagai berikut:
أعُوذُ بِكَلِماتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقابِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ، وَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّياطِينِ وأنْ يَحْضُرُونِ
A‘ūdzu bi kalimātillāhit tāmmāti min ghadhabihī, wa ‘iqābihī, wa syarri ‘ibādihī, wa min hamazātis syayāthīni wa an yahdhurūn.
Artinya: “Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, siksa-Nya, keburukan hamba-Nya, gangguan setan, dan setan yang hadir.”
Doa di atas dapat dibaca ketika anda merasa galau, khawatir, dan cemas yang mengganggu tidur di malam hari.
Doa tersebut pernah diajarkan oleh Rasulullah kepada sahabat Al-Walid Ibnul Walid untuk mengatasi perasaan gelisah:
روينا في كتاب ابن السني، عن الوليد بن الوليد رضي اللّه عنه أنه قال: يارسول اللّه! إني أجدُ وحشةً، قال:”إذَا أخَذْتَ مَضْجَعَكَ فَقُلْ: أعُوذُ بِكَلِماتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقابِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ، وَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّياطِينِ وأنْ يَحْضُرُونِ. فإنَّها لا تَضُرُّكَ أوْ لا تَقْرَبُكَ
Artinya: “Diriwayatkan kepada kami di Kitab Ibnu Sinni dari Al-Walid Ibnul Walid ra., ia berkata: Wahai Rasulullah, saya merasa gelisah. Bila kau naik ke tempat tidur, hendaklah berdoa, ‘A‘ūdzu bi kalimātillāhit tāmmāti min ghadhabihī, wa ‘iqābihī, wa syarri ‘ibādihī, wa min hamazātis syayāthīni wa an yahdhurūn’, niscaya ia tidak membahayakanmu atau tidak mendekatimu.” (HR Ibnu Sinni).