Urupedia-Selain matahari, perangkat elektronik seperti ponsel, laptop, dan TV juga memancarkan sinar biru meski pada tingkat yang lebih rendah, sekitar 100-1000 kali lebih sedikit.
Namun, meskipun intensitasnya lebih rendah, paparan sinar biru dari gawai sangat masif di era digital saat ini.
Michael Freeman, seorang dokter kulit dari Bond University, menyatakan bahwa sinar biru juga bisa merusak kesehatan kulit.
Dilansir dari laman Study Finds pada Minggu (04/8/2024), berikut ini beberapa dampak sinar biru pada kulit menurut Freeman:
- Meningkatkan Pigmentasi
Freeman menjelaskan bahwa sinar biru dapat merangsang produksi melanin, yaitu pigmen alami yang memberikan warna pada kulit. Paparan berlebih bisa memperburuk hiperpigmentasi, yaitu produksi melanin yang berlebihan sehingga menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, terutama pada orang dengan kulit lebih gelap.
- Memicu Keriput
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sinar biru dapat merusak kolagen, protein penting untuk struktur kulit, yang bisa mempercepat munculnya keriput. Sebuah studi laboratorium menunjukkan bahwa hal ini bisa terjadi jika menggunakan gawai hanya berjarak 1 cm selama satu jam. Namun, memegang perangkat lebih dari 10 cm bisa mengurangi paparan hingga 100 kali lipat.
- Mengganggu Tidur
Freeman juga menyebutkan bahwa sinar biru bisa menekan produksi melatonin, hormon alami yang membantu mengatur siklus tidur dan bangun kita. Paparan sinar biru sebelum tidur dapat mengganggu produksi melatonin, membuat sulit tidur dan menurunkan kualitas tidur.
Kurang tidur akibat paparan sinar biru juga bisa meningkatkan kadar kortisol, hormon stres yang dapat merusak kolagen, serta melemahkan pelindung alami kulit, membuatnya lebih rentan terhadap kekeringan.






