Urupedia – Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, kita tidak luput dari kegiatan perekonomian. Dengan membeli, mengkonsumsi, memakai barang yang mana pemenuhan masing-masing manusia berbeda-beda.
Terkadang tanpa disadari, kita menggunakan uang tanpa mengetahui terlebih dahulu apakah barang yang akan di beli itu sangat kita perlukan dalam hidup, atau hanya sekadar ikut-ikutan beli seperti orang lain punya.
Di posisi seperti ini, manusia haruslah bisa mencermati dan membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Tindakan semacam ini sangat perlu diterapkan dalam setiap pengambilan keputusan. Dikutip dari laman Key Differences, kami merangkum penjelasan mengenai kebutuhan dan keinginan.
Pengertian Kebutuhan dan Keinginan
Kebutuhan ialah suatu hal yang harus dipenuhi, apabila ditunda pemenuhannya bisa mengganggu kehidupan manusia. Sedangkan, keinginan adalah suatu hal yang apabila tidak dipenuhi tidak akan mengancam keberlansungan kehidupan manusia.
Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan
- Dilihat dari Sisi Nilai
Kebutuhan memiliki fungsi dan manfaat sebagai tolok ukur suatu pemenuhan. Contohnya asupan makanan, manusia memerlukan asupan makanan yang mana fungsinya mencegah rasa lapar di perut dan dapat menjadikannya sebagai sumber energi.
Sedangkan Keinginan di mana ada selera sebagai standar dalam pemenuhannya. Contohnya saat membeli baju, orang yang punya uang lebih akan milih baju dengan bahan dan kualitas terbaik dalam pemenuhan seleranya.
Jadi saat kita mau memutuskan membeli sesuatu entah itu barang kecil ataupun besar sebaiknya dipikirkan terlebih dahulu. Cermati itu termasuk kebutuhan atau keinginan. Kita harus mengerti konsep dasar dalam pengelolaan keuangan.
- Dilihat dari Sisi Motivasi
Kebutuhan lebih merujuk pada sesuatu yang harus dimiliki, jika kepemilikannya tidak terpenuhi akan mempengaruhi keberlangsungan hidup seseorang. Sedangkan, Keinginan masuk kepada sesuatu yang diinginkan atau diharapkan serta dalam kepemilikannya tidak adanya keharusan untuk dipenuhi.
Sehingga dengan memahami dari sisi ini akan membuat seseorang mudah berdamai dirinya sendiri. Karena kita tahu, rasa ingin bukan kebutuhan tubuh manusia.
- Dilihat dari Sisi Sifat
Kebutuhan mempunyai sifat terbatas, sedangkan keinginan mempunyai sifat tidak terbatas. Manusia memiliki keinginan yang hampir tidak terbatas, kadang dijadikan tolok ukur kebahagiaan dan kepuasaan.
Namun, itu semua kuranglah baik jika diterapkan dikehidupan sehari-hari secara terus-menerus. Langkah mendasar yang bisa dilakukan ialah dengan menurunkan level keinginan dan lebih mendekatkan pada level kebutuhan dasar dan kebutuhan masa mendatang.
- Dilihat dari Sisi Tingkatan
Kebutuhan termasuk sesuatu yang amat sangat diperlukan (urgent), tidak ada waktu untuk menundanya. Jika sampai tertunda, maka akan terjadi hal fatal dalam menjalankan kehidupan bisa jadi akan mengalami kelaparan, kemiskinan dan bahkan kematian.
Sedangkan keinginan lebih mengacu pada perasaan ingin memiliki sesuatu, baik segera maupun pada waktu yang akan datang. Jadi, perlunya membagi prioritas pengeluaran keuangan dengan cara menunda dahulu kesenangan saat ini guna mendapatkan suatu kesenangan di masa yang akan datang.
Dalam memahami kebutuhan dan keinginan tidak lepas dari namanya manajemen keuangan. Kedua hal ini mempunyai skala prioritas berbeda-beda dan mempunyai bagiannya sendiri-sendiri.
Selain kebutuhan dan keinginan, komponen yang tidak kalah penting dalam memanajemen keuangan ialah investasi atau menabung. Dengan menyeimbangkan ketiga komponen ini (kebutuhan, keinginan, investasi atau menabung) dapat menjauhkan pribadi seseorang dari berhutang, rasa cemas, was-was dan menimbulkan perasaan tenang dan bahagia.
Kita sering mendengar metode mengatur keuangan berdasarkan pemasukan bersih setiap bulan dengan 50/30/20. Metode ini pertama kali dikenalkan oleh Elizabeth Warren dan Amalia Wareen Tyagi dalam buku “All Your Worth The Ultimate Lifetime Money Plan.” Metode dasarnya yaitu 50% dialokasikan untuk kebutuhan, 30% untuk menuruti keinginan, dan 20% untuk tabungan atau investasi.
Editor: Munawir