Urupedia – Perubahan dan peningkatan mengenai peradaban suatu bangsa menjadi tanggung jawab setiap kalangan di suatu negara. Tak ketinggalan dengan organisasi yang menampung para pelajar Nahdlatul Ulama (NU), kemudian yang menjadi pertanyaan. Siapakah dan apa itu Pelajar NU?
A. Siapakah Pelajar NU?
Pelajar Nahdlatul Ulama (NU) merupakan sosok yang menjadi titik awal pengkaderan generasi Nahdlatul Ulama selajutnya. Nahdlatul Ulama merupakan sebuah organisasi yang didirikan oleh Syekh KH. Hasyim Asy’ari di Kota Surabaya, 31 Januari 1926 M / 16 Rajab 1344 H.
KH. Hasyim Asy’ari berjuang dengan berbagai rintangan yang tidak mudah. Beliau dengan ikhlas melaluinya untuk mempersatukan dalam sebuah organisasi yang disebut NU agar tercipta kemaslahatan umat. NU sendiri memiliki cabang organisasi yang disebut dengan Badan Otonom Nahdlatul Ulama (Banom NU) dan Pelajar NU menjadi salah satunya.
Tahukah kamu siapa pelajar NU? Sini aku kasih tahu…
Pelajar NU adalah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU). IPNU IPPNU merupakan organisasi keterpelajaran yang didirikan oleh KH. Tolchah Mansoer yang bertujuan untuk menyatukan anak muda yang memiliki peluang dalam meneruskan perjuangan NU yang berkarakter Aswaja An-Nahdliyah.
Menurut KH. Tolchah Mansoer, sebagai IPNU IPPNU hakikatnya sebagai calon penerus perjuangan NU yang bisa mengayomi dan dekat dengan masyarakat.
IPNU sendiri didirikan pada 24 Februari 1954 M atau 20 Jumadil Akhir 1373 H saat Kongres Ma’arif seluruh Indonesia di Semarang. Tokoh-tokoh pendiri IPNU dipelopori oleh Tolchah Mansoer, Muhammad Sofyan Cholil, Mustahal Achmad Masyhud dan Ahmad Ghani Farida. Dalam Konferensi tersebut diproklamirkan berdirinya IPNU dan berhasil menetapkan Tolchah Mansur sebagai pendiri dan ketua umum pertama Pimpinan Pusat IPNU .
Sedangkan didirikannya IPPNU saat kongres pertama IPNU, yaitu tanggal 2 Maret 1955 M atau 8 Rajab 1374 H, yang mulanya IPPNU hanyalah bagian dari Departemen Keputrian IPNU. Pada kongres pertama IPNU, para aktivis putri dan santri yang dimonitori oleh Umroh Mahfudhoh dan didukungan dari Ketua Muslimat NU Nyai Hj. Mahmudah Mawardi dan Ketua Pusat LP Ma’arif NU KH. Syukri Ghazali, mendirikan organisasi yang sejajar dengan IPNU yaitu IPPNU. Kemudian ditunjuklah Umroh Mahfudhoh sebagai ketua umum pertama Pimpinan Pusat IPPNU.
Terdapat kata pelajar di dalam sebutan organisasi ini. Namun, apakah kalian tahu apa yang maksud kata pelajar ini? Kata pelajar yang dimaksud disini bukanlah pelajar yang hanya terdiri dari kalangan siswa saja.
Namun, pelajar disini adalah anak muda yang berusia dari 13 tahun hingga 27 tahun, yang mau dan siap untuk bergabung bersama dengan tekad untuk terus belajar, berjuang, dan bertaqwa serta mengabdi. Tidak perduli dari kalangan siswa, mahasiswa, atau pun pekerja, semua kalangan itu boleh, asalkan mau bersama-sama bersatu dalam berkontribusi untuk NU dan Indonesia dalam membangun peradaban dunia.
IPNU IPPNU saat ini sangat masif di kalangan masyarakat karena dari segi pengenalan IPNU IPPNU sudah merajak ke usia di bawah 13 tahun yaitu, usia sekolah dasar/sederajat. Terlihat di Blitar sudah banyak madrasah ibtida’iyah dari LP Ma’arif NU yang mulai mengenalkan IPNU IPPNU dengan mengadakan Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA).
Makesta sendiri merupakan gerbang awal untuk mengikuti IPNU IPPNU. Hal ini dilakukan agar dapat menanamkan prinsip-prinsip Ke-NU-an dan menanamkan karakter ala Ahlus Sunah Wal Jamaah An-Nahdliyah sejak dini.
B. Apa sih Peran Pelajar NU?
Peran Pelajar NU ini telah terasa mulai dari bidang pendidikan, sosial kemasyarakatan, hingga di bidang digital pun telah ada. Dalam dunia pendidikan peran IPNU IPPNU ini sangatlah penting, karena apa? Sebagai seorang pelajar pastilah tak akan jauh-jauh dengan lingkungan pendidikan.
Pendidikan telah menjadi makanan sehari-hari bagi pelajar khususnya dan bagi masyarakat luas umumnya. Di dunia pendidikan telah sempat terjadi permasalahan karena terdampak dari adanya pandemi Covid-19.
Namun hal itu tak menyurutkan para pejuang pendidikan seperti para guru, staf dinas pendidikan, staf menteri pendidikan, presiden hingga para ulama pun juga turut terjun untuk tetap memperjuangkan pendidikan di Indonesia agar tetap berjalan.
Melihat dari beberapa pihak yang telah memperjuangkan sesuai dengan tupoksi dan kemampuannya itu telah memicu semangat organisasi keterpelajaran dari NU yaitu IPNU IPPNU untuk turut bergerak dengan mengadakan program IPNU Educare salah satunya. Program yang membantu para siswa yang sebelumnya mengalami kesulitan karena beberapa faktor, yang kemudian telah terbantu dalam belajar dengan cara yang mudah dimengerti dan dipahami secara privat dirasakan para siswa.
Tak hanya itu, ada pula program “Study Club” pendampingan dalam pembuatan skripsi untuk para mahasiswa juga dilakukan. Kemudian, turut berkontribusinya IPNU IPPNU dalam program Dinas Pendidikan yaitu “Sekolah Sak Ngajine”. Dan masih ada banyak lagi program-program IPNU IPPNU untuk memperjuangkan pendidikan. Hal ini dilakukan dengan harapan kedepannya pendidikan di Indonesia tidak tertinggal jauh dengan negara lainnya.
Sebagai manusia pastilah kita tak akan bisa jauh dengan manusia lainnya. Hal ini telah menjadi prinsip hidup bersosial yaitu saling membantu satu sama lain. Sehingga sudah pasti tetap akan ada hubungan dalam menjalani kehidupan di dunia ini.
Sejak berdirinya, IPNU IPPNU sudah mempersiapkan sebuah visi yang di dalamnya terbesit dapat membantu dan mengayomi masyarakat. Hal ini juga telah dipersiapkan dengan didirikannya sebuah lembaga semi otonom yaitu lembaga Corps Brigade Pembagunan (CBP) untuk IPNU pada 28 Oktober 1963 dan Lembaga Korp Pelajar Putri (KPP) untuk IPPNU pada 28 Oktober 1964.
Peran IPNU IPPNU dengan adanya lembaga CBP KPP sangat terasa bagi masyarakat. Hal ini terlihat karena memang pada dasarnya lembaga CBP dan KPP ini memiliki bidang garap, yaitu kedisiplinan, kesehatan, sosial kemasyarakatan, kemanusiaan, lingkungan alam, dan keprotokoleran.
Menurut Ketua Pengurus Wilayah (PW) IPNU Jawa Timur 2015-2018, Haikal Atiq Zamzami menyampaikan ada sebuah ungkapan yaitu “Semper paratus!”, ungkapan ini berbahasa latin yang berarti Selalu Siap!.
“Kiranya ungkapan ini pas untuk menggambarkan Corps Brigade Pembangunan (CBP). Mengingat sejak lahirnya, CBP memang telah dinisbahkan pada sebuah sejarah yang menuntut kesiapan sediaan dalam segala kondisi. Tak lain adalah momentum sengketa politik antara RI dan Malaysia merebutkan daerah Kalimantan Utara (Serawak) 1963. Dimana seluruh elemen bangsa temasuk pelajar disiap-siagakan untuk melawan Malaysia. Saat itu IPNU baru seumur jagung, namun terbukti mampu memprakarsai sebuah gerakan yang sangat strategis,” jelasnya.
Haikal juga menyampaikan, membaca peran strategis CBP/KPP tak bisa lepas dari ta’rif “esprit de corps” . Merujuk pada Meriam Webster yang mengartikan esprit de corps: the common spirit existing in the members of a group and inspiring enthusiasm, devotion, and strong regard for the honor of the group”. Dengan kata lain Esprit de corps adalah loyalitas dan kebanggaan yang merupakan buah dari semangat terhadap kesatuan yang diperlihatkan oleh anggota-anggotanya.
Hal ini menyangkut pengabdian kepada kesatuan, rasa tanggung jawab perseorangan, dan menjaga nama baik kesatuannya. Esprit de corps bergantung kepada kepuasan yang diperoleh perseorangan karena ia menjadi anggota kesatuan, sikap mereka kepada anggota lain dalam kesatuannya, dan kepercayaan kepada komandannya.
Semakin bertambahnya usia semakin banyak inovasi-inovasi yang muncul, banyak para ilmuwan yang menemukan berbagai temuan. Salah satunya yaitu temuan teknologi digital yang diawali terdapat penemuan komputer yang tahun 1822 lalu oleh oleh seorang ahli matematika asal Inggris, Charles Babbage.
Hal ini menjadi tantangan untuk IPNU IPPNU, seperti halnya hari ini yang semakin lama telah terjadi perkembangan teknologi digital yang disebut dengan transformasi digital.
Berbagai kalangan telah dimudahkan dalam mengakses suatu informasi dan menikmati fasilitas dari teknologi digital dengan bebas dan terkendali. Tetapi, disayangkan semakin berkembangnya teknologi justru semakin banyaknya kejahatan yang terdeteksi.
Sehingga peran IPNU IPPNU di era digital ini, dengan menjaga ekspansi dalam penyebaran informasi positif dan tidak menyebarkan informasi negatif atau hoax.
C. Cuplikan Pesan Pemimpin sejati
Ingat Bung Karno pernah berpesan, “Kita mendirikan negara Indonesia, yang kita semua harus mendukungnya. Semua buat semua! Bukan Kristen, buat Indonesia, bukan golongan Islam, buat Indonesia, bukan Hadie Kosoemo, buat Indonesia, bukan Van Eck, buat Indonesia, bukan Nitisemito yang kaya, buat Indonesia, tetapi Indoneisa buat Indonesia. Semua buat semua!” pesan ini mengartikan, bahwa semua elemen wajib untuk mendukung kemerdekaan dan kemajuan negara Indonesia.
Termasuk para pemuda, karena pemuda merupakan usia yang sangat produktif dalam menyokong Indonesia membangun peradaban.
Indonesia menjadi negara yang istimewa karena berbagai keunggulannya, kekayaannya, dan keunikannya. Indonesia memiliki banyak hal dalam upayanya membangun peradaban bangsa.
Pelajar NU dapat menjadi penerus bangsa yang akan berupaya agar Indonesia tidak mengalami krisis morel, sehingga dapat mendukung Indonesia dalam membangun peradaban dunia.
Editor: Munawir Muslih