Urupedia – Dalam ceramahnya di Pesantren Progresif Bumi Sholawat Sidoarjo yang diasuh oleh KH Agoes Ali Masyhuri atau Gus Ali, ia mengungkapkan bahwa emosi dapat membuat otak menjadi lelah. Berbeda dengan merenung terutama dalam hal mengaji bisa membuat otak menjadi lebih rileks.
Lebih lanjut, beliau juga menjelaskan bahwa sepanjang sejarah keberadaan manusia emosi dan kekerasan tidak akan dapat menyelesaikan permasalahan.
“Mbek menowo sampean ana (Ketika anda mempunyai) masalah rumah tangga, masalah ekonomi, dan masalah napa mawon niku mboten saget (masalah apa saja itu tidak bisa) dihadapi dengan emosi. Itu butuh ketenangan, butuh kesabaran, butuh berpikir jernih dan sharing dengan orang-orang terbaik dan pilihan,” terangnya dilansir dari akun resmi YouTube NU Online.
Gus Ali juga menyampaikan seperti bahasa yang sering diucapkan oleh orang kampung untuk bertanya kepada orang saleh dan dengan orang-orang terbaik serta pilihan.
“Urip iku ndak kena dipadakne karo ngamuk pak, mbak. Iya jaman bien urip dipadakne ngamuk karo mata abang, dum-dum sawah oleh jatah ombo dewe, zaman biyen. (Hidup itu tidak bisa disamakan dengan mengamuk pak, mbak. zaman dulu hidup disamakan dengan marah dan mata merah, bagi-bagi sawah dapat bagian yang lebar sendiri, zaman dulu),” jelasnya.
Beliau juga mengatakan, sekarang hidup di masyarakat sering bermodal marah dengan mata yang merah, apakah itu disebut dengan manusia? Selain itu, emosi dapat membuat otak menjadi lelah.
“Wong lek ngamuk ae pegel pikirane, nek wis uteke pegel wis waduh serba salah. Donyo sing padang ketok peteng, ketemu cecak dianggap bajol. (Orang jika mengamuk lelah fikiranya, jika otaknya sudah lelah, jadi serba salah. Dunia yang terang menjadi hitam, ketemu cicak dianggap buaya), ” ungkapnya
Gus Ali juga mengatakan bahwa ketika emosi dapat membuat sesuatu yang dilihat oleh matanya akan menjadi serba jelek. Apabila melihat orang lain semuanya akan menjadi serba jelek dan semuanya salah. Sehingga kehilangan daya objektivitas di dalam memandang masalah.
“Sedangkan merenung, lebih-lebih ngaji seperti ini dapat membuat otak menjadi rileks, santai tapi mantab, amin. Menuju kokoh spiritual dan mapan intelektual, amin,” tandasnya.