Urupedia – Pembahasan soal ketidakakuratan waktu tampaknya masih belum dipahami sebagian orang. Karena waktu sejatinya bukan apa yang terlihat di jam, tapi bagaimana kita menjalani kehidupan dengan pandangan dan perasaan yang berbeda-beda, apakah terasa cepat atau lambat.
Menjalani hari-hari yang padat terkadang membuat saya tidak begitu memperhatikan waktu, bahkan tanggal-tanggal merah tidak membuat perhatian saya tercuri. Ya, karena di hari libur pun rasanya tetap capek. Namun, beberapa kalimat dari orang-orang yang mengaku kaget setelah sadar bahwa bulan Juni sudah mencapai titik tengah, membuat saya teringat pada fenomena bulan lalu, ketika sebagian besar orang terus mengeluh dan bertanya-tanya tentang mengapa bulan Mei terasa lama banget. Selain fakta bahwa bulan Mei terdiri atas 31 hari.
“Bulan mei terasa lambat dan sangat menguras tenaga dalam dan luar,” tulis seseorang di akun twitternya @ach_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ pada (29/05/2023)
“Mei terasa lambat. Juni (sejauh ini) terasa cepat,” tulis akun twitter @masasih_ _ _ _ _ _ _ pada (15/04/2023)
Dikutip dari Harian Jogja, salah satu tim ilmuwan dari University of California, Berkeley membagikan hasil penelitiannya bahwa neuron yang terdapat pada otak manusia memengaruhi perspektifnya terhadap waktu.
“Saat neuron ini terus bekerja, pandangan seseorang terhadap waktu tidak lagi akurat,” begitu yang tertulis dalam Harian Jogja.
Penelitian yang termuat dalam Journal of Neuroscience ini dilakukan dengan melibatkan 18 orang laki-laki dan perempuan dengan kisaran umur 18-27 tahun. Mereka diminta untuk memperhatikan lingkaran abu-abu dengan uji coba sebanyak 30 kali. Hasil penelitian diketahui bahwa mereka memperkirakan waktu uji coba yang berbeda-beda.
Mereka menganggap uji coba pertama terasa singkat padahal waktu yang diberikan lebih lama, sedangkan uji coba terakhir dianggap lama padahal waktu yang diberikan jauh lebih singkat.
Berkelay menyimpulkan bahwa pada uji coba terakhir, neuron di otak sudah cukup lelah sehingga memengaruhi pandangan mereka tentang waktu, yakni berjalan sangat lambat. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa perspektif manusia terhadap waktu tidak selalu akurat.
Itulah mengapa saat seseorang bersenang-senang, tanpa disadari dia telah menghabiskan waktu berjam-jam padahal terasa baru sebentar. Kemudian, ketika seseorang sedang menunggu jemputan, setiap detiknya terasa sangat lama.
Jadi, jika bulan mei kamu terasa lambat, mungkin itu karena kamu sedang menjalani sesuatu yang melelahkan. Karena kalau dipikir-pikir, bulan Mei adalah bulan setelah hari raya, saat dimana uang orang-orang dewasa terkuras banyak dan berpindah ke tangan para bocil (bocah cilik).