Urupedia.id – Semarak Majelis Ngaji dan Sholawat (SEMANGAT) yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Hukum Keluarga Islam (HKI) Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatulaah (UIN SATU) Tulungagung, Sabtu (11/06/2022). Acara ini bertempat di Aula gedung Arief Mustaqim dan berlangsung dengan lancar.
Kegiatan ini juga dimeriahkan oleh grup hadrah Syifaul Qolbi, yang dihadiri oleh para dosen, Mahasiswa UIN, dan jamaah majelis taklim Sabilu Taubah.
Gus Muhammad Iqdam selaku pengisi acara inti dalam kajian tersebut menjelaskan mengenai hadis yang di dawuhkan oleh Rasulullah yaitu: لَا تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ (H.R Tirmidzi).
Dalam penjelasan Gus Muhammad Iqdam, Rasulullah mengabarkan bahwa Manusia tidak akan dilepaskan dari 5 perkara yang akan dihisab di hari akhir yaitu :
1.عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ (tentang umurnya untuk apa dihabiskan)
Semua orang pasti akan dihisab mulai dari kecil-tua selama ia hidup di dunia, jadi mafaatkanlah waktu dengan sebaik-baiknya untuk mencari ilmu (ibadah). Karena dengan banyaknya tugas/kegiatan yang ada akan lebih menghindarkan diri dari maksiat.
2. وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ ( tentang masa mudanya untuk apa digunakan)
Selanjutnya, yakni Ketika kita muda (kuliah) sudah disuguhkan dengan adanya majelis-majelis ilmu, karena suatu saat nanti amaliyah akan dihisab berdasarkan ilmu, lakukan apapun menggunakan ilmu agar bisa berbicara lebih hati-hati dan baik. Dapat kita ketahui bahwa Allah menaikkan derajat bagi orang yang berilmu (Yarfa’illahulladzi na aamanu minkum walladzi na uutul ‘ilma darojath) dan beriman.
3. وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ (tentang hartanya darimana di dapatkan)
Nanti harta benda yang dimiliki sewaktu di dunia akan dihisab dan dimintai pertanggungjawaban, jika ingin apapun harus menggunakan uang/barang yang halal bukan dari main judi maupun cara lain yang salah sehingga uang yang didapatkan tidak berkah. Dengan begitu kita tidak boleh iri dengan harta orang lain yang memicu kita bertindak tidak baik untuk mendapatkannya. Ketika kita menginginkan sesuatu pasti akan ada waktunya sendiri untuk mendapatkan, jadi harus selalu bersabar dan bersyukur atas berapapun rezeki yang di berikan Allah lewat jalur halal.
4. وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ (dan dalam hal apa harta tersebut digunakan)
Setiap orang yang memiliki harta baik sedikit maupun banyak harus jelas digunakan untuk hal yang bermanfaat dan baik, tidak hanya untuk hura-hura saja. Bisa di sedekahkan kepada orang yang sangat membutuhkan, untuk menunjang kelangsungan hidup orang tersebut, jadi akan sangat berguna sekali dan juga bia mendapatkan pahala.
5. وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ. (Apa saja yang telah di amalkan dari ilmu yang telah dimiliki)
Ketika seseorang mempunyai rezeki akan di sedekahkan dimana, dinafkahkan kepada siapa dimana harus ada manfaatnya dan memberikan berkah, tidak hanya untuk dirinya sendiri tapi juga kepada orang lain karena nanti juga akan dihisab.
Tak lupa, Gus Iqdam juga mengingatkan kepada para peserta yang hadir, bahwa puncak perjuangan seorang pemuda itu adalah pernikahan, karena pemuda jika sudah menikah tidak jadi pemuda lagi, yang laki-laki sudah menjadi pemimpin rumah tangga dan perempuan sudah menjadi pemimpin anak-anaknya. Jika sudah menikah tidak bisa santai-santai lagi seperti saat masih muda karena jika sudah berkeluarga harus mencari nafkah menyekolahkan anaknya serta mendidik,” ujarnya.
Beliau juga menuturkan, bahwa nantinya setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban, oleh karena itu harus menjaga ilmu dan akhlaknya. Hal ini dikarenakan akan sangat bermanfaat dan dibutuhkan ketika sudah berumah tangga, baik etika maupun adab harus benar-benar difahami dan diterapkan, agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
“Ketika sudah berkeluarga baik si istri ataupun suami harus bisa merubah tata bahasa dalam berbicara, harus bisa mencairkan suasana agar lebih rukun, lebih hidup, dikelilingi rasa kasih sayang yang akan melanggengkan dari hubungan keduanya. Juga harus belajar menerima kekurangan dari pasangan karena dibalik suatu kekurangan pasti tersimpan hikmah besar yang tersembunyi di dalamnya,” tegasnya.
Editor: Munawir Muslih






