Urupedia – Resesi alias buruknya perekonomian yang dikabarkan akan melanda dunia pada tahun depan, sepertinya tak akan berpengaruh nyata dengan usaha di tingkat masyarakat.
Sebagai saksi pada dua kejadian resesi yang cukup besar di negara ini, saya yang posisinya sebagai konsumen, tak begitu mengkhawatirkan sektor UMKM. Karena bisa dipastikan mereka bisa bertahan di tengah masalah ekonomi dunia yang penyebab utamanya sebenarnya ada di kapitalisme penguasa di tahun 1998, dan pandemi yang tak bisa diprediksi di tahun 2020.
Nyatanya ada beberapa jenis usaha yang tetap bertahan di tengah gempuran masalah perekonomian negara yang sepintas seperti tidak adil. Negara yang seharusnya bisa mengelola ekonominya dengan baik, agar bisa menjamin rakyatnya aman dan sejahtera beberapa kali terlihat gagal. Sebaliknya para pengusaha UMKM terus bergerak agar bisa terus hidup dengan menyusun strategi ataupun memperkuat usahanya.
Dari beberapa usaha yang saya amati, paling tidak ada dua jenis usaha yang terus bertahan selama dua periode masa resesi terdahulu. Pertama adalah usaha warung, dan yang kedua adalah usaha di bidang jasa.
Warung
Kenapa usaha ini bisa dibilang bertahan dari resesi. Hal tersebut karena warung di perkampungan khususnya, kadang tidak memerlukan ijin khusus untuk usahanya. Selain itu usaha ini sudah pasti akan selalu diperlukan masyakarat, karena menyediakan bahan pokok, terutama makanan.
Warung yang biasa ada tentu saja warung makan dan warung yang menyediakan keperluan sehari-hari. Walaupun skala usaha ini termasuk kecil tapi amati saja di sekitar kita, betapa banyak usaha-usaha kecil itu masih bertahan seiring waktu sampai kini. Begitu pula dengan warung makan, baik yang khusus menyediakan sarapan maupun menu makan lainnya.
Jasa
Berdasarkan pengamatan selama ini, ada beberapa strategi yang sebenarnya sudah tersusun berdasarkan pengalaman dari usaha mereka selama ini, hingga bisa bertahan dalam kondisi seburuk apapun. Hal tersebut dikarenakan beberapa hal, yaitu tingkat pelayanan terhadap pelanggan, kualitas layanan, biaya dan harga yang terjangkau.
Pelayanan Prima
Tak pelak lagi, hal inilah yang utamanya membuat usaha kecil mikro dan menengah bisa bertahan. Rata-rata mereka mempertahankan pelayanan yang mereka berikan. Ada ikatan erat yang tak terlihat antara pedagang atau pemberi jasa dengan pelanggan.
Trust yang muncul antara kedua pihak akibat hal tersebut mengakibatkan pelanggan biasanya hanya percaya dengan beberapa toko atau bengkel yang kualitasnya terbukti terbaik di antara yang lainnya. Strategi ini yang harus dipakai oleh pengguna usaha lainnya jika ingin bisnisnya awet. Pelanggan akan cepat terikat dan cepat pula berpaling apabila pelaku usaha tak bisa menjaga kualitas layanannya.
Kualitas layanan tersebut tentu termasuk pula kualitas barang maupun suku cadang servis yang disediakan, haruslah dengan kualitas yang terbaik. Misalpun harus terpaksa memberikan barang subsitusi, harus pula jujur dengan pelanggan, sekaligus konsekuensinya jika menggunakan produk yang kualitasnya tak sebagus yang asli.
Terjangkau
Ini tentu saja opsional, tapi tentu saja aman menjadi pilihan utama pelanggan. Jika ada produk yang kualitasnya sama, tentu saja yang paling terjangkau yang dipilih. Walaupun bedanya cuma beberapa rupiah.
Strategi ini yang saya pernah lihat di sebuah warung kelontong di jalan kecil di sebuah kampung. Disitu menyediakan barang-barang yang beda harganya padahal cuma seratus dua ratus rupiah dibanding warung yang lain. Alhasil pelanggannya tak cuma berasal dari warga setempat, tapi juga dari tempat yang jaraknya relatif jauh. Iklan mulut ke mulut lebih efektif kadang-kadang di masyarakat.
Niche
Hal khusus yang dimiliki sebuah usaha, tentu saja membuat pelanggan tak punya pilihan lain selain bertransaksi di tempat yang memang tak ada lagi bandingannya di tempat lain. Misal jasa Tambal Ban Online (TBO), hal semacam ini yang terkadang jarang diperhatikan orang.
Penjual jasa tambal ban sepeda tidak banyak yang memahami digital pemasaran atau jemput bola ibarat kata, sehingga konsumen tidak ada pilihan lain mempercayakan pada pelayanan tambal ban online yang hanya tinggal kontak atau whatsapp kepada penjual jasa Tambal ban online.
Makanya tak heran jika ada pelayanan tambal ban online yang bisa di pangil kapan pun dan di manapun. Apalagi hasilnya memuaskan pasti bakal gunakan kembali jasa ke situ lagi jika ada masalah atau ban bocor. Di kota kecil tempat saya tinggal misalnya, ada satu tambal ban online dengan niche tersebut.
Adanya kendala di jalan tentu kita tidak dapat memprediksi seperti ban bocor. Sehingga banyak masyarakat wilayah saya yang memilih mengunakan tambal ban online dibanding memapah (mendorong) kendaraan mencari tambal ban apa lagi waktunya malam hari dan jauh dari tempat tambal ban. Semisal di Jombang, saya punya langganan TBO yang viral, namanya Mas Zuhdy.
Apabila bertanya dengan warga sekitar Jombang mengenai pelayanan tambal ban, pasti rekomendasinya mengunakan jasa Mas Zuhdy tambal ban online TBO Jombang. Niche yang mereka miliki jarang sekali dipunyai di tempat lain.
Jadi demikianlah, usaha rakyat pasti akan bertahan jika mereka memperhatikan layanan dan kualitas mereka. Tak peduli skala resesi yang bagaimanapun, selama masih diperlukan dan pasti akan diperlukan masyakarat mereka bisa dipastikan akan terus eksis.
Lalu Strategi Apa yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang untuk meredam ancaman resesi yang di prediksi Datang di tahun depan?