Urupedia – Mengalami sakit kepala sebelah atau migrain dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan kadang sulit diatasi. Menurut Migraine Research Foundation, makanan yang memicu migrain dapat terjadi ketika dikombinasikan dengan pemicu lain, namun kombinasi ini bersifat sangat individual, membuat penelitian mengenainya menjadi sulit.
Penyakit migrain atau sakit kepala sebelah memang dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang berarti. Saat serangan migrain, rasa sakit yang berdenyut intens dapat membuat aktivitas sehari-hari terhambat.
Pasalnya, ada beberapa faktor pemicu migrain termasuk makanan dan minuman yang dikonsumsi, meskipun pengaruhnya bisa bervariasi pada setiap individu.
Nah, berikut ini dilansir dari Halodoc, jenis makanan dan minuman yang perlu dihindari bagi seseorang yang sering migrain, sebagaimana berikut.
1. Alkohol
Alkohol sering dianggap sebagai pemicu migrain. Lebih dari 35% peserta dalam satu studi melaporkan bahwa alkohol, terutama anggur merah, dapat memicu migrain, mungkin karena dapat menyebabkan dehidrasi yang menjadi penyebab utama sakit kepala.
2. Cokelat
Cokelat merupakan pemicu migrain kedua setelah alkohol, menurut American Migraine Foundation. Sekitar 22% pengidap migrain menyatakan bahwa cokelat bisa memicu serangan, kemungkinan karena kandungan feniletilamin dan kafein di dalamnya.
Namun, dampak ini mungkin berbeda pada setiap individu, dengan sensitivitas yang beragam. Disarankan untuk menghindari konsumsi cokelat dalam jumlah besar untuk mencegah kambuhnya migrain.
3. Kafein
Konsumsi berlebihan kafein dapat menjadi pemicu migrain atau sakit kepala. Meskipun demikian, American Migraine Foundation menyebutkan bahwa kafein sebenarnya dapat membantu menghentikan serangan migrain dan meredakan sakit kepala jika digunakan dengan bijak.
4. Pemanis Buatan
Makanan olahan sering mengandung pemanis buatan, yang dapat menjadi pemicu migrain. Aspartam, salah satu pemanis buatan, dianggap dapat memicu migrain pada beberapa orang. Sebaiknya waspada terhadap makanan yang mengandung pemanis buatan untuk menghindari potensi pemicu migrain.