Urupedia – Berawal dari sebuah curhatan seseorang setelah melahirkan yang merupakan teman istri saya. Namanya sebut saja Ny X, yang mengatakan bahwa di rumah rasanya tertekan dikarenakan apa yang dilakukannya salah.
Akan tetapi saat cerita kesuaminya tidak ada tanggapan dan cenderung untuk dianggap biasa saja, dan pada setiap malam sang suami juga tidur terpisah dengan istri di luar kamar. Saat anak menangis pun suami juga tidak merespon untuk membantu atau bagaimana gitu. Ini mungkin sedikit salah satu curhatan bagi seorang ibu baru, dimana di luar sana banyak kasus yang berbeda-beda.
Mendengar cerita tersebut dari istri saya, terkadang saya merasa sedih sendiri. Saya pribadi sebagai suami saja, setelah istri melahirkan kadang kasihan melihat melakukan rutuinitas sehari-hari. Dan akhirnya saya ikut turun tangan untuk membantu mulai mencuci baju, membersihkan rumah dan ketika anak nangis malam hari karena haus. Ya mengerjakannya bukan karena kasihan, tetapi lebih arah komitmen bersama saat sebelum menikah.
Saya sebagai penulis pun pernah merasakan sebagai ayah baru. Dimana yang saya rasakan ketika melihat istri setelah melahirkan adalah: kesulitan bergerak, canggung untuk aktifitas berlebih karena adanya jahitan, kadang masih parno dengan anak sendiri, utamanya saling melengkapi dan juga saling membantu.
Pada saat saya menjadi tenaga kesehatan relawan di puskesmas, saya dinyatakan positif Covid-19. Disini saya melihat dengan nyata baby blues pada istri, karena saat telepon sering menangis saat video call dan pernah mengirim video malam-malam menangis sambil memeluk anak. Alhamdulillah dengan video call bisa mengurangi rasa suntuk istri di rumah dan stres terasi tanpa berkelanjutan.
Kadang saya melihat kejadian di sekitar yang tidak relevan dengan kehidupan atas dasar kebaikan. Yang mana, yang biasanya saya alami saat menjaga anak kadang juga ada omongan yang tidak menyenangkan. Mungkin ya pencetus lain dari baby blues dari faktor lingkungan terutama keluarga, orang terdekat dan tetangga yang kadang membanding-bandingkan atau kadang menyalahkan tanpa memberikan contoh yang baik.
Coba kita bayangkan, jika kita di posisi mendapatkan perlakuaan yang tidak menyenangkan tersebut? Apa yang akan anda lakukan? Mungkin dengan menangis adalah salah satu menyelesaikan masalah tersebut dan menyerahkan masalah tersebut kepada Allah SWT. Tetapi lebih baik jika suami dan istri saling bisa berbagi suka maupun duka.
Ini salah satu tips yang bisa di lakukan para suami untuk mengatasi baby blues:
- Menjadi teman curhat (curahan hati),
- Pastikan istri makan pada saat waktu makan terutama makanan bergizi,
- Sesekali ajak istri keluar rumah sekedar keliling desa atau membeli makanan,
- Bantu kerjaan rumah seperti mencuci baju, membersihkan rumah, merapikan tempat tidur,
- Jika memang harus konsultasi carilah dokter yang bisa di ajak konsultasi atau ke psikolog lebih baik.
Kita perlu memperhatikan beberapa hal sebelum menikah, seperti komitmen dari sebuah jalinan suami istri, karena kehidupan setelah menikah akan berbeda jauh dengan sebelum menikah. Semangat untuk para ibu baru dan ayah baru.
Editor: Munawir






