Urupedia – Gaya hidup rebahan sambil ngemil keripik ketela atau pisang di akhir pekan tanpa kegiatan apapun, dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan. Terutama terkait dengan risiko penyakit berbahaya seperti kanker pankreas.
Dr. Ari Fachrial Syam, seorang spesialis penyakit dalam dan Guru Besar di Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menyarankan agar gaya hidup sedentary atau terlalu banyak rebahan sebaiknya dihindari.
Gaya hidup ini dapat meningkatkan risiko kanker pankreas, terutama di kalangan anak muda. Oleh karena itu, penting untuk menjaga aktivitas fisik dan menghindari pola hidup yang terlalu pasif untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan.
Jika Kanker pankreas, yang dahulu dikenal sebagai penyakit lansia, kini semakin sering menyerang dewasa muda. Dr. Ari Fachrial Syam mencatat adanya pasien kanker pankreas di usia awal 30-an, menunjukkan perubahan dalam profil penyakit ini.
“Pernah saya menemukan, di usia 30 an itu sudah ada. Padahal penyakit ini termasuk banyak diderita lansia,” katanya dalam konferensi pers yang digelar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Jumat (06/01/2023), dilansir dari CNN.
–
Menurutnya, gaya hidup sedentary menjadi salah satu faktor yang kemungkinan besar menyebabkan kanker pankreas di kalangan anak muda. Pola hidup ini sering diikuti oleh kebiasaan tidak sehat lainnya, seperti konsumsi daging merah berlemak yang dibakar, merokok, dan minum alkohol.
“Tubuhnya jadi obesitas dan seringnya tidak sadar. Padahal itu berisiko terkena kanker pankreas,” katanya.
Dia menjelaskan, pankreas merupakan organ tubuh yang cukup penting. Pankreas merupakan kelenjar yang berkaitan dengan sistem pencernaan. Fungsinya adalah menghasilkan enzim untuk menghasilkan hormon insulin.
Ketika gaya hidup sedentary dipadukan dengan pola makan tidak sehat, organ tubuh termasuk pankreas akan mengalami tekanan berlebihan. Pankreas harus bekerja keras untuk mengolah makanan yang tidak bergizi dan mengandung toksin, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan pada organ tersebut.
“Makanan tinggi lemak bikin organ tubuh bekerja ekstra. Kalau kinerjanya ekstra begitu, akan menyebabkan masalah. Bisa malah ada makanan tidak tercerna akhirnya radang, muncul polip, dan berujung kanker.” katanya.