Kesehatan

Studi: Makan Malam Setelah Jam 9 Bisa Beresiko Stroke

×

Studi: Makan Malam Setelah Jam 9 Bisa Beresiko Stroke

Sebarkan artikel ini
Studi: Makan Malam Setelah Jam 9 Bisa Beresiko Stroke
Gambar makan-Istock

Urupedia Studi terbaru menunjukkan bahwa makan malam setelah pukul 9 dapat meningkatkan risiko stroke, seiring tubuh yang mengikuti siklus sirkadian dengan ritme fisiologis 24 jam.

Penelitian ini menggali hubungan antara perubahan waktu makan dan pola puasa dengan kejadian Penyakit Kardiovaskular (CVD). CVD menjadi penyebab utama penyakit dan kematian global, dengan pola makan yang tidak tepat memberikan kontribusi signifikan.

Dilansir dari Times of India pada Selasa (26/12/2023), studi ini menyoroti pentingnya sarapan dalam menjaga metabolisme normal dan kesehatan jantung. Sementara itu, makan larut malam seringkali dikaitkan dengan risiko arteriosklerosis dan obesitas.

Studi ini bertujuan untuk memberikan kejelasan dalam mengidentifikasi waktu makan dan dampaknya terhadap hasil kardiovaskular. Salah satu metode yang dipertimbangkan untuk meningkatkan kesehatan kardiometabolik adalah makan dengan batasan waktu (TRE).

Pengalaman memperpanjang puasa malam hari hingga lebih dari 12 jam telah menunjukkan penurunan berat badan, tekanan darah, dan peradangan pada manusia. Penelitian ini difokuskan pada bagaimana durasi puasa malam hari dapat langsung memengaruhi risiko Penyakit Kardiovaskular (CVD).

Dengan menggunakan data dari penelitian NutriNet-Sante yang melibatkan lebih dari 100.000 orang dewasa, penelitian ini berhasil mengidentifikasi faktor-faktor kunci yang terkait dengan waktu makan, memberikan kontribusi pada pemahaman lebih lanjut mengenai pengaruh pola makan terhadap kesehatan kardiometabolik.

Studi ini menemukan bahwa individu yang lebih muda, perokok, dan yang makan dengan kecepatan lebih lambat memiliki risiko Penyakit Kardiovaskular (CVD) yang lebih tinggi. Penelitian yang berlangsung selama 7 tahun ini mengungkapkan korelasi antara terlambatnya waktu makan pertama dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.

Pentingnya waktu makan ditekankan dalam studi ini, menunjukkan bahwa semakin larut waktu makan pertama, semakin tinggi risiko CVD. Secara khusus, makan setelah jam 9 malam dapat meningkatkan risiko sebesar 13 persen.

Risiko penyakit serebrovaskular juga meningkat seiring penundaan waktu makan terakhir, dengan puncaknya mencapai 28 persen setelah jam 9 malam. Temuan ini menegaskan bahwa pola waktu makan yang terlalu larut malam dapat berkontribusi pada peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular.

Temuan studi menunjukkan bahwa peningkatan puasa malam hari dapat dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit serebrovaskular sebesar 7 persen. Makan dengan batasan waktu lebih awal memberikan kontribusi positif terhadap kesehatan kardiometabolik.

Dukungan temuan sebelumnya yang menghubungkan sarapan lebih awal dan puasa semalaman lebih lama dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah juga ditegaskan.

Makan lebih awal tidak hanya meningkatkan metabolisme, tetapi juga menyelaraskan dengan ritme sirkadian perifer yang mengatur tekanan darah, mendukung kesehatan secara menyeluruh.