Urupedia – Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat melaporkan bahwa 63 persen orang dewasa di negara tersebut mengakui mengonsumsi minimal satu minuman soda setiap hari.
Meskipun demikian, sejumlah penelitian menyarankan untuk menghindari kebiasaan ini, karena minuman bersoda dapat membawa dampak negatif pada kesehatan.
Dilansir dari pmjnews, menurut Kelsey Costa, seorang ahli diet terdaftar dan peneliti kesehatan berbasis di AS, soda membawa risiko kesehatan yang penting karena komposisinya.
Soda umumnya mengandung tambahan gula, seringkali dalam bentuk sirup jagung fruktosa tinggi. Sebotol soda dengan berat 1,2 kilogram dapat mengandung 10-12 sendok teh (39-49 gram) gula, dua kali lipat dari batas harian yang direkomendasikan.
“Asupan gula tambahan yang tinggi terkait dengan berbagai dampak negatif bagi kesehatan. Termasuk peningkatan berat badan, risiko peradangan, serta masalah kesehatan mental dan risiko kanker,” ungkapnya.
Nah, berikut dampak buruk yang terjadi bila mengonsumsi soda setiap hari.
1. Dampak pada Kesehatan Tulang
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asam fosfat dalam minuman bersoda dapat menghambat penyerapan kalsium, menyebabkan pelemahan tulang.
Penelitian yang diterbitkan oleh The American Journal of Clinical Nutrition pada September 2014 menunjukkan bahwa setiap konsumsi soda sepanjang hari dapat meningkatkan risiko patah tulang pinggul sebesar 14 persen.
2. Peningkatan Risiko Penyakit Jantung
Meskipun banyak faktor memengaruhi kesehatan jantung, mengonsumsi soda setiap hari dapat meningkatkan risiko penyakit jantung karena tingginya asupan gula. Ini dapat memicu obesitas, diabetes, dan tekanan darah tinggi.
3. Kenaikan Berat Badan
Setiap kaleng soda mengandung sekitar 150-200 kalori, terutama dari gula tambahan. Ini dapat menyebabkan surplus kalori tanpa aktivitas fisik yang seimbang, menyebabkan peningkatan berat badan seiring waktu.
Penelitian yang diterbitkan oleh International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity pada Mei 2020 menunjukkan bahwa aktivitas fisik selama waktu senggang tidak cukup untuk menyeimbangkan kenaikan berat badan akibat konsumsi minuman bersoda.