Kesehatan

Studi: Olahraga Sore atau Malam bisa Kontrol Gula Darah

×

Studi: Olahraga Sore atau Malam bisa Kontrol Gula Darah

Sebarkan artikel ini
Studi: Olahraga Sore atau Malam bisa Kontrol Gula Darah
Gambar Ilustrasi Olahraga-Pixabay-klimkin

Urupedia – Studi terbaru menunjukkan bahwa berolahraga di sore atau malam hari dapat membantu mengontrol kadar gula darah lebih baik daripada aktivitas fisik yang dilakukan sepanjang hari.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Diabetologia menemukan bahwa berolahraga antara siang dan tengah malam dapat mengurangi resistensi insulin secara signifikan.

“Tujuan kami untuk menyelidiki hubungan waktu aktivitas fisik dan waktu istirahat dengan kandungan lemak hati dan resistensi insulin pada populasi paruh baya,” ungkap Jeroen van der Velde, PhD Department Clinical Epidemiology di Leiden University Medical Pusat seperti dikutip dari Healthline, Selasa (31/10/2023).

Studi ini melibatkan analisis data dari studi Epidemiologi Obesitas Belanda (NEO) yang mencakup pria dan wanita berusia 45 hingga 65 tahun. Dimana indeks massa tubuh (BMI) 27 atau lebih yang menandakan kelebihan berat badan atau obesitas.

Peserta studi ini menjalani pemeriksaan fisik yang mencakup pengambilan sampel darah untuk mengukur kadar glukosa darah dan insulin saat berpuasa dan setelah makan.

Selain itu, beberapa peserta juga menjalani pemindaian MRI untuk mengukur kandungan lemak hati mereka. Setelah proses pemeriksaan selesai, data dari 955 peserta digunakan sebagai sampel.

Peserta dalam penelitian ini juga mengenakan kombinasi accelerometer dan memakai monitor detak jantung selama empat hari dan empat malam berturut-turut. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok yang berbeda: yang berolahraga pada pagi, siang, dan sore hingga malam hari.

Hasik Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berolahraga di sore hari terkait dengan penurunan resistensi insulin sebesar 18%. Sementara berolahraga di malam hari mengurangi insulin sebesar 25%.

Selain itu, berolahraga dengan intensitas sedang hingga berat juga terkait dengan pengurangan kandungan lemak hati dan resistensi insulin.

Ricardo Correa, direktur Program Beasiswa Endokrinologi, Diabetes, dan Metabolisme di Fakultas Kedokteran Universitas Arizona, menjelaskan bahwa resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik.

“Jadi yang dilakukan reseptor insulin adalah setiap kali insulin masuk, ia mengaktifkan kaskade sehingga glukosa bisa masuk ke dalam sel. Yang terjadi jika reseptor itu rusak adalah tidak bisa mengaktifkan kaskade sehingga glukosa tidak bisa masuk. Dan keadaan ini akan menyebabkan semua glukosa tetap berada di luar sel,” ucap Ricardo.

Hal ini dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan akhirnya diabetes tipe 2, yang berpotensi berbahaya bagi tubuh. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa berolahraga di sore atau malam hari dapat membantu mengurangi resistensi insulin.